EGO

j1 (2)

E G O

by
Clora Darlene

starring
Im YoonA | Kim Minseok

Length | Rating | Genre
Ficlet | PG-13 | Friendship

“Aku lebih suka yang ini.” Yoona menunjuk sebuah pudding cake berwarna putih.

“Aku sedang ingin yang rasa cokelat, Yoona-ya.” Minseok memelas.

“Aku mau yang ini.” Yoona masih bersikeras dengan pilihannya. Ia juga sedang ingin memakan sesuatu dengan rasa vanilla, tolong mengertilah.

“Rasa cokelat?”

“Vanilla, Minseok-ah!” Suara Yoona tiba-tiba meninggi dan raut wajahnya berubah kesal.

Minseok terlonjak mendengar teriakan Yoona. “Arasseo.” Minseok segera memanggil seorang pelayan untuk mengambilkannya pudding cake Putih yang Yoona inginkan. Setelah beberapa saat dan menyelesaikan pembayaran, Minseok dan Yoona bersamaan keluar dari toko kue tersebut dengan membawa sebuah shopping bag berwarna cokelat muda berisi pudding cake.

“Kau ingin menonton film apa nanti?” Tanya Minseok ingin memastikan apa yang Yoona inginkan―well, sebelum perempuan itu kembali mengamuk padanya seperti di toko kue tadi―lalu menginjak pedal gas mobilnya.

Across The Universe.” Jawab Yoona yang duduk di sebelahnya yakin dengan senyum sumeringah.

Across The Universe?” Kening Minseok berkerut dalam. “Kau sudah menonton film sebanyak ribuan kali, Yoong.”

Yoona menoleh, memandang Minseok dengan tatapan polosnya dan senyumannya. “Aku ingin menontonnya lagi.”

“Aku tidak ingin menonton film itu.” Ucap Minseok.

Wae? Itu adalah film yang bagus.”

“Aku tidak ingin menonton film itu.” Ucap Minseok lagi―terdengar lebih tegas dari sebelumnya―dan akhirnya membuat raut wajah Yoona berubah.

“Aku bertanya kepadamu, wae? Kenapa kau tidak ingin menontonnya?”

“Kita sudah menontonnya ribuan kali, Yoong. Aku bahkan hafal seluruh dialognya.”

“Tapi, aku ingin menontonnya, Minseok-ah.” Oh, nada itu―lagi.

“Yoong.” Minseok menghela nafas.

“Aku tetap ingin menonton film itu.”

“Oh, itu bahkan film 2007.” Bolamata Minsoek terputar kesal.

“Aku tetap ingin menontonnya, Minseok-ah!” Lagi, suara Yoona meninggi dengan raut wajah yang kesal―dan terlihat seperti sedang marah. “Aku tidak peduli jika kita telah menontonnya ribuan kali, atau itu buatan 2007, atau bahkan kau telah menghafal seluruh dialognya! Aku tidak peduli, Minseok-ah! Aku tetap ingin menontonnya!”

Oh, dengarlah ego itu baik-baik. Meneriakkan keinginannya sendiri tanpa melihat orang lain―untuk entah ke berapa ribu kalinya.

Minseok sudah sering sekali mendengar ucapan-ucapan seperti itu dari mulut Yoona―ucapan ego yang keluar dari bibir tipis pink perempuan itu.

Minseok memandang Yoona dari balik kacamatanya. “Yoong―”

“Diamlah, Minseok-ah!”

“Tapi, aku tidak ingin menontonnya, Yoong!” Sudah tidak ada lagi kata ‘sabar’ itu pada Minseok. Perempuan ini telah berhasil memancing egonya keluar―dan keluarlah.

Yoona memandang balik Minseok dengan tatapan terkejutnya. “Kau sangat egois sekali, Minseok-ah.” Ucapnya tajam.

“Apa? Aku? Egois?!” Suara Minseok kembali meninggi.

Yoona mengalihkan pandangannya. Oh, ia sangat marah kali ini. Temannya yang duduk di balik kemudi itu sungguh egois, pikir Yoona. “Ya, kau sangat egois!”

“Kau―”

“MINSEOK-AH AWAS!!!”

Mobil yang dikendarai oleh Minseok itu lebih dulu terpental saat menabrak sebuah bus sebelum laki-laki itu dapat menolehkan kepalanya. Mobil Hitam itu terguling di jalanan Seoul dan terseret hingga lima belas meter jauhnya. Mobil tersebut terhenti dengan posisi yang terbalik dan asap mulai keluar dari badan mobil.

Yoona membuka matanya pelan. Keningnya sudah dilumuri dengan darah dan begitu juga dengan pelipisnya. Badan mungilnya tertahan dengan seat-belt yang ia kenakan. Yoona mendengar berbagai teriakan di luar sana―sadar bahwa dirinya masih bernyawa.

Ia menoleh memandang Minseok yang tak sadarkan diri. Airbag yang seharusnya mampu menahan Minseok dari benturan namun tak dapat berfungsi dengan baik―laki-laki itu bermandikan darah. Kacamata yang dikenakannya sudah tak lagi tengger di hidungnya seperti biasa.

Yoona melepaskan seat-belt-nya dengan terburu-buru―ia panik. Ia bahkan hampir lupa bagaimana cara melepaskan seatbelt seperti biasanya. Setelah berhasil melepaskan seat-belt-nya, Yoona terjatuh membentur atap mobilnya. Tangannya bergetar hebat. Luka yang menyebabkan rasa sakit yang seharusnya ia rasakan kalah dengan rasa ketakutannya yang tiba-tiba meluap tak terhankan.

Yoona ingin melepaskan seatbelt yang dikenakan oleh Minseok namun perempuan itu teralihkan pada pintu mobil di sebelahnya. “To..long…!”

“To-Tolong!” Suaranya tiba-tiba tercekat. Yoona mencoba mendorong pintu mobil tersebut lalu seseorang membantunya dari luar dan membukakannya. Laki-laki itu membantu Yoona keluar dari mobil dan membawa Yoona menjauh dari mobil lalu―

            BOOOM!!!

            Yoona terpaku di tempatnya saat mobil hitam itu meledak di hadapannya dan mengobarkan api merah menyala di depan matanya. Ia tak mampu menghela nafas, seluruh sarafnya terasa mati begitu saja. Mulutnya menganga kecil dan rahang bawahnya bergetar.

Masih ada Minseok di dalam sana.

Sahabat laki-lakinya itu masih berada di dalamnya.

Tertahan seatbelt dan bermandi darah karena airbag yang tak mampu menahan kerasnya benturan.

Dengan kacamata yang tak lagi tengger di hidungnya.

Dengan kening yang penuh dengan goresan dan membuat aliran darah kecil seperti sungai.

Meninggalkannya di dalam sana karena Yoona lebih memilih untuk membuka pintu mobil di sebelahnya.

Terbakar di dalam sana saat Yoona sibuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Mati di dalam sana karena keegoisan.

“MINSEOK-AH!!!!!!”

the end

5 thoughts on “EGO

Leave a comment