At First Gaze (One Night)

PicsArt_03-29-08.29.09

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

 

AT FIRST GAZE-ONE NIGHT

“One Shoot”

                                                                

Main Cast       : Im Yoona dan Lee Donghae

Genre              : Romance, Comedy, ETC

Rating             : +17

Cover By        : @ikalootvy

 

Hay Pyro..

Aku kembali dengan FF ini, maaf kalau ceritanya menjenuhkan atau membosankan. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk berimajinasi. Dan sebenarnya ini bukan sequel dari FF ku yang AT FIRST GAZE sih cuman sambungannya. Jadi untuk itu, yang mau baca ini FF dan bingung kalian bisa baca FF AT FIRST GAZE terlebih dulu.

 

Happy Reading

Jangan lupa RCL yah.. karena saran atau kritikan dari membuat staminaku ku bertambah untuk membuat FF yang lain. J

Warning : Typo Bertebaran!!

 

–o0o–

“Ahh… badanku pegal semua.” Yoona sambil merenggangkan otot-ototnya untuk mengilangkan rasa capek yang ada disekujur tubuhnya.

“Oh…. benarkah ini sudah pukul 11 malam. Udah berapa jam aku duduk disini.” meletakkan kembali jam waker diatas meja kerjanya dan tanpa disadari nya hari sudah malam.

Sebenarnya jam kerja karyawan Lee LJ mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam, semua itu tergantung dengan pengelolaan waktu oleh karyawan itu sendiri berbeda lagi bagi Direktur maupun CEO perusahaan yang bisa sesuka hati datang maupun pulang kerja. Tak terkecuali Yoona Lim, dia adalah sekretaris pribadi CEO Lee LJ. Dia adalah karyawan yang unik berbeda dari yang lain. Yoona lebih suka menyelesaikan pekerjaannya diwaktu yang sama, sehingga lebih efisien dan beban yang ada dapat berkurang. Yoona karyawan yang cerdas, ulet dan berkompeten dalam bekerja ditambah rasa tanggung jawab yang dimilikinya sangat tinggi.

Seperti malam ini, dia tidak pulang di jam pulang kerja karena mendapat tugas dari Lee Sajangnim untuk menyusun scedul perjalanan bisnisnya untuk esok hari. Meskipun CEO Lee LJ tersebut mulai perjalanan bisnisnya malam hari, namun yoona ingin menyelesaikannya hari ini juga.

“Aku mulai mengantuk..” sambil menutup mulutnya yang terbuka lebar karena menguap. Dia pun berdiri berjalan kearah pantry untuk membuat kopi agar bisa menghilangkan rasa ngantuknya. Dengan langkah pasti yoona tidak memperdulikan apapun, tidak ada perasaan takut dibenaknya karena ia sering berada di kantor hingga larut malam. Sampai nya di pantry yoona pun mengambil gelas besar di masukkannya kopi, gula dan air hangat diaduknya sampai rata. Setelah dirasa sudah tercampur dengan rata yoona mengangkat gelas kearah mulutnya untuk dicoba.

“Wahh.. enak.” Sambil menghirup aroma kopi yang ada. Masih terfokus kan untuk menghirup dalam-dalam aroma kopi buatannya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu yoona. Spontan dia membuka kedua matanya, “Nuguya.” Batinnya tidak biasanya yoona merasa ketakutan seperti ini, berusaha untuk tidak mengindahkannya tepukan itu datang lagi. Dengan perasaan takut ditambah detak jantung nya yang berbacu dengan kencang, keringat dingin keluar di sekujur tubuhnya dan bulu kuduknya yang berdiri semua. Membuat yoona tidak yakin untuk membalikkan badan kebelakang, dia menggelengkan kepalanya serta kedua tangannya yang masih menggenggam gelas.

Puk Puk Puk

Tepukan itu datang bertubi-tubi secara reflek yoona terperangah dan mengarahkan gelasnya untuk menyiramkan kopi kearah orang yang menepuk bahunya memastikan itu hantu atau manusia. Karena yoona baru mengingat betapa bodohnya dia tidak menyalakan lampu terlebih dulu.

“Awww..” teriaknya.

Yoona terkejut bukan main ternyata yang didepannya sekarang adalah manusia. Dia sangat hafal dengan suara orang yang berteriak didepannya ini, yoona pun melangkah kearah tombol lampu dan di tekannya tombol On. Yoona menutup mulutnya  setelah melihat dengan jelas orang yang telah disiramnya dengan kopi. “Ahh pabboya..” menjitak dahinya pelan.

“Maafkan saya Lee sajangnim, maaf kan saya sekali lagi. Saya benar-benar tidak sengaja menyiram Anda.” Sambil mengusapkan telapak tangannya sebagi ungkapan maaf dan membungkukan badanya beberapa kali.

Donghae masih terdiam melihat tingkah yoona yang seperti ini, dia senang melihat yoona yang terkesan lucu dan polos.

–sebelum kronologi itu terjadi—

Donghae POV

“Ternyata ini sudah pukul 7 malam, sepertinya aku harus pulang sekarang.” Tengoknya kearah jam yang ada ditangannya. Donghae bangkit dari kursinya memastikan kalau dokumen-dokumen penting sudah dirapikannya. Kemudian donghae  berjalan kearah lift yang ada didekat ruang Yoona.

“Oh.. dia masih disini.” Donghae  berjalan sangat pelan kerah ruangan yoona agar tidak ada timbul suara sedikitpun. Donghae tertegun melihat yoona yang sangat serius menatap layar laptopnya dengan berbagai berkas yang berserakan di meja kerjanya. “Dia sangat menajubkan. Aku semakin menyukainya.” Gumamnya sambil tersenyum, Donghae melangkahkan kakinya untuk masuk keruangan yoona tapi diurungkan niatnya untuk  membujuk yoona pulang karena dia terlihat sangat serius dan pasti tidak akan mau pulang, Donghae sangat tau yoona memiliki sifat keras kepala kalau sudah menyangkut pekerjaan.

“Sebaiknya aku pulang nanti saja sampai dia pulang juga. Aku akan menunggunya.”  Donghae pun berbalik arah menuju ruangannya lagi.

“Aku akan tidur sebentar.” Direbahkannya badan donghae disofa ruangan kerjanya.

Beberapa jam kemudian

Donghae terbangun dari tidurnya setelah suara ponselnya berdering. Dia bangkit dari sofa dilihatnya jam tangan menunjukkan pukul 9 malam. “Apakah yoona sudah pulang.” Dia keluar dari ruangannya berjalan kearah ruangan Yoona. Donghae kaget tidak ada orang di dalam ruangan yoona, dengan penasaran dia masuk kedalam. “Ternyata dia belum pulang, tas dan ponselnya masih disini. Kemana gadis ini pergi?” dia keluar dari ruangan yoona dan mulai mencari keberadaan yoona.

“Kemana dia?” donghae dengan cemas berjalan mencari yoona kesana-kemari. Keringatnya bercucuran di keningnya perasaan khawatir muncul di benaknya, dia takut jika terjadi hal buruk  pada yoona.

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara aneh terdengar di ruang pantry dengan rasa penasaran dan khawatir donghae berjalan masuk ke dalam ruangan itu, berharap suara itu adalah suara yoona. Sesampainya disana, donghae merasa lega harapannya jadi kenyataan “Ternyata dia ada disini, dasar gadis yang menyusahkan.” Dilangkahkan kakinya dengan pelan, hatinya benar-benar lega mengetahui yoona tidak kenapa-kenapa. Donghae menepuk bahu yoona untuk meminta dibuatkan kopi juga. Yang pertama tidak ada respon sama sekali, dicobanya lagi sampai beberapa kali namun tidak ada reaksi darinya. “Mwoya.. ada apa dengannya?” batin donghae. “Apakah ini bukan yoona melainkan setan yang menjelma menjadi manusia? Kenapa aku jadi merinding seperti ini.” Imbuhnya didalam batin. Dengan ragu dan penasaran apakah itu manusia apa jelmaan setan donghae menepuk bahunya lagi.

Pyurrrrr..

Kopi membasahi kepala dan bajunya, baru sadar kalu orang yang ada didepannya adalah benar-benar manusia yang bernama Lim Yoona. Dia sedikit geram dengan kelakuan perempuan yang disukainya itu, namun ada kelagaan di batinnya setelah mengetahui gadisnya baik-baik saja.

Mendengar kata maaf yang terus terucap dibibir yoona membuat donghae sedikit risih, namun tingkahnya sangat lucu dengan berusaha tetap cool dan menahan tawa Donghae menatap yoona dengan intens.

-Author POV-

“Apa yang kau lakukan padaku Nona Lim?” bentak donghae. Dia mulai berakting untuk memberikan sedikit pelajaran untuk yoona karena telah membuatnya basah kuyup dan khawatir.

“Ma ma maaf Lee Sajangnim, saya benar benar tidak sengaja. Saya akan bertanggung jawab untuk hal ini, untuk itu maafkan saya. Seharusnya Lee Sajangnim memanggilku bukannya menepuk bahuku, saja kira kan Anda setan.” Dengan suara rilih dan digigitnya bibir bagian bawah untuk menahan rasa malunya dan sangat menyesali perbuatannya.

“Mwo? Jadi kau menyalahkanku?” donghae sambil memajukan wajahnya tepat diwajah yoona.

saya akan menerima hukuman apapun dari mu.” Yoona dengan terbata-bata dan ketakutan setengah mati.

“ Anniya anniya Lee sajangnim, bukan begitu maksudku. Mmmm…. Saya akan menerima hukuman apapaun itu untuk menebus kesalahanku Lee sajangnim?” yoona menundukkan kepalanya. “Pabbo pabbo pabbo, apa yang harus aku lakukan. Betapa cerobohnya kau Lim Yoona.. huft. Tapi disini dia juga bersalah siapa suruh menepuk bahuku seenak jidatnya, kena batunya kan sekarang. Sudahlah, disini kan aku bawahan dia atasan jelas saja yang salah adalah bawahan dan syukurlah dia basah kuyup. Tapi dia tetap saja tampan, meski sedang marah. Yak yoona sadarlah…” gerutunya.

“Hukuman apapun itu?” tidak ada respon dari yoona, donghae melihat dia melamun. “Kya apakah kau tidak mendengarkan ku hah?” imbuhnya dengan ketus.

“Aku tidak tega melihatnya ketakutan dan terlihat kacau seperti ini.” Batinnya.

“Aaa.. Ndeee sajangnim.” Jawab yoona dengan gugup.

“Ikut aku..” berjalan terlebih dulu diikuti yoona yang membuntuti dirinya. Donghae beriniatif untuk menggoda yoona dengan sesuatu hal, dia tersenyum cabul tanpa sepengetahuan yoona.

-Ruang CEO LEE DONGHAE-

Yoona mengangkat salah satu alisnya, menandakan dia penasaran apa yang akan dilakukannya CEOnya itu dan hukuman apa yang akan diberikannya. “Apakah dia…” gumam yoona dengan menghilangkan pikiran-pikiran mesumnya yang memenuhi otak.

“Bisakah kau melepaskan dasi ku ini?” sambil menatap yoona.

Yoona terkesiap dengan tatapan donghae yang memposana dan membuyarkan pikiran yadongnya. Dia menganggukan kepala dan berjalan kearah donghae. Detak jantung kedua orang ini berdetak sangat kencang saat mereka saling bertatapan, berbeda dengan yoona yang bisa menetralkan detak jantungnya.

Yoona melepaskan sampul dasi di leher donghae, dirasakannya hembusan nafas donghae yang menerpa kulit diwajahnya. Tinggi badan mereka berbeda sedikit, yoona tanpa hells tingginya sampai diatas telinga donghae jika mereka berdiri sejajar.

Donghae berusaha untuk menahan nafsunya, entah mengapa bibir yoona sangat menggoda dirinya. “Jebball.. sadarkanlah diri ku Tuhan.” Batinnya. Dasinya kini sudah terlepas dari lingkaran lehernya, dilihatnya ke bawah matanya bertatapan langsung dengan mata yoona.

Mereka saling menatap menyalurkan sesuatu hal aneh yang ada dihati mereka masing-masing. Tanpa diduga kedua tangan donghae beralih kelengan yoona, dan kini salah satu tangannya bergerak ke bibir ranum yoona.

Donghae mengusap-usap bibir yoona yang menggoda, entah mengapa dia tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menyentuhnya. Terlihat yoona tidak bereaksi sama sekali dengan sentuhan donghae dibibirnya, “Apakah kamu menginginkannya?” tanya donghae dengan sopan.

Yoona masih terbengong dengan perlakuan donghae terhadapnya, dia masih belum sadar apakah ini dia bermimpi atau kenyataan. “Sadarlah dari alam mimpimu yoona, Lim yoona.” Batinnya. Yoona masih melamunkan dan belum sadar, dilain tempat donghae tidak bisa menahannya lagi.

Tanpa ijin yoona, donghae langsung menyambar bibir yoona dengan pebuh kelembutan dilumatnya bibir yoona.

“Aku tidak bermimpi, ini kenyataan Tuhan.” Batin yoona. Dia sadar setelah merasakan bibirnya basah karena lumatan bibir donghae. Yoona membulatkan kedua matanya dan spontan langsung mendorong badan donghae. “Apa yang kau lakukan Lee sajangnim?” pekiknya.

Donghae terkejut dengan teriakan yoona, “Aku bertanya kepadamu apakah kamu menginginkannya, namun tidak ada reaksi apapun darimu. Dan aku kira kamu menyetujuinya.” Ketusnya. Donghae berusaha untuk mentralkan detak jantungnya dan tidak terlihat seperti namja mesum didepan yoona.

“Kyaa dasar namja mesum..” teriak yoona dengan melotot kearah yoona. Dia sebenarnya sadar dengan apa yang dilakukannya saat ini, berusaha untuk tidak terlihat menginginkan hal itu terjadi. Sejujurnya yoona sangat senang dicium oleh donghae, entah mengapa hatinya sangat berbunga-bunga mengtahui bahwa ia tidak bermimpi dan ini merupakan kenyataan.

“Mwooo namja mesum?” teriak donghae dengan lebih keras daripada yoona. Dia tidak terima dituduh yoona sebagai pria mesum meski dirinya kini tidak bisa menahan nafsunya saat melihat gadis yang disukainya. “Aku mencium mu karena aku menginginkannya.” Imbuhnya.

“Mwoo menginginkan apa maksudmu?” tanya yoona dengan perkataan informal karena dia sudah tidak peduli dengan jabatan apa yang disandang oleh namja yang ada didepannya saat ini. Dia penasaran apakah donghae benar-benar menginginkan dirinya seperti dirinya yang menginginkan donghae pula.

“Iya.. aku menginginkan dirimu. Aku ingin memilikimu dan menjadikan dirimu sebagai gadisku.” Donghae dengan lantang berbicara seperti itu. Dia sudah tidak bisa memendam perasaannya lagi terhadap gadis yang ada didepannya saat ini. Donghae menatap yoona dengan intens,

Yoona terkejut dengan perkataan atasannya itu, belum bisa percaya dengan apa yang dikatakan donghae. Yoona membalas tatapan donghae, mencari kebenaran dan ketulusan dari donghae lewat kedua bola matanya yang teduh. “Aku bisa melihatnya semua, matanya benar-benar mengagumkan. Dia terlihat begitu meyakinkan diriku untuk percaya padanya. Apa yang harus ku lakukan?” Batin yoona.

“Aku sudah tidak bisa menahannya Nona Yoona.” Kata donghae dengan sensual, diraihnya tengkuk yoona dengan kedua telapak tangannya. Donghae melumat habis bibir yoona, dijelajahinya semua sudut bibir yoona tanpa ada yang ketinggalan sedikit pun.

Merasakan hembusan nafas dan bibir donghae yang manis membuat yoona ketagihan dan menginginkan yang lebih. Dikalungkannya kedua tangan dia leher donghae memberikan dorongan lehernya untuk memperdalam ciuman mereka. Donghae menggigit bibir yoona agar bisa masuk kedalam mulutnya, dikulumnya lidah yoona dengan pelan bahkan kini yoona mampu membalas ciuman donghae dan mengimbanginya.

Dirasakannya yoona membutuhkan udara untuk bernafas, donghae melepaskan ciumannya kemudian menyatukan kening yoona dengan keningnya. Mereka saling tertawa untuk sesaat, “Kau gadisku Yoona Lim dan Kau milikku. Saranghae” ucap donghae tepat di wajah yoona.

Yoona merasakan hembusan nafas donghae yang terengah-engah dan perkataannya yang membuat dirinya merinding. Dia sangat bahagia ternyata donghae menyukai dirinya, dan cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Yoona mulai menyukai donghae sejak mereka saling bertatap muka pertama kali di restorannya.

“Aku mulai menyukai mu sejak pertama kali aku melihatmu.” Donghae sambil mengelus-elus kedua pipi yoona.

“Nado Lee sajangnim.” Yoona dengan malu-malu.

“Jangan panggilan aku dengan sebutan itu, Oppa kau bisa memanggilku dengan kata itu.”

“Oppa.. Donghae oppa. Saranghae.” Ucap yoona dengan lembut.

Membuat yoona tergoda dengan suara sensual yoona, dihimpitnya badan yoona dengan badannya. Donghae langsung mencium bibir yoona dengan kasar, tanpa diduga yoona tidak memberontak kini dia bahkan membalas sekecap demi sekecap ciuman donghae.

Tangan donghae mulai menjalar ke punggung yoona, dibawanya badan yoona untuk berjalan menuju sofa. Donghae menidurkan yoona di sofa dengan posisi dirinya diatasnya tanpa melepaskan ciuman. Kedua tangan digunakan untuk menyanggah badannya agar tidak sepenuhnya diatas tubuh yoona. Yoona terus menekan kepala donghae untuk memperdalam ciuman. Donghae mencium semua bagian wajah yoona dengan lembut,ciumannya mulai menjalar ke leher memberikan hisapan riangan disana. Dia berusaha menahan nafsunya untuk melucuti pakaian yoona, karena tau gadisnya adalah perempuan yang berpendidikan dan lugu. Tidak terbesit di otaknya untuk melakukan hubungan sex tanpa ada ikatan hubungan suami istri di prinsip Donghae.

“Ahh… sajangnim.” Parau yoona dengan sensual. Dia mendesah mendapat sentuhan dari bibir donghae di setiap bagian wajahnya, dan kini beralih kelehernya.

“Panggil aku Oppa..” donghae terus menghisap leher yoona.

Tidak ada jawaban dari mulut yoona, donghae sedikit geram dihisapnya sangat dalam leher yoona dan tangannya yang mulai nakal berkeliling di paha yoona.

“Ahh… aku mohon jangan.” Yoona menahan tangan donghae yang mulai membelai pahanya. “Aku belum siap untuk melakukan hal yang lebih dari ini. Aku belum siap menyerahkan mahkotaku pada namja ini, karena kau belum mengenalnya lebih jauh. Tetapi hati ku berkata lain, aku sangat menyukai tatapannya, sentuhannya dan perhatian yang diberikannya padaku. Aku benar-benar sangat menyukainya bahkan saat ini aku menginginkan sesuatu yang lebih dari ini. Tapi aku yakin dia tidak mungkin melakukan hal lebih dari ini karena aku tau dia orang yang terhormat dan berpendidikan. Tuhan ampuni aku.” Batinnya.

Setelah sadar untuk kembali ke alam nyata yoona melihat namja yang ada diatasnya. Sedikit terkejut karena orang itu menatap yoona dengan intens dan jarak diantara mereka kurang dari 10 cm.

“Apakah aku menyiksa mu?” tanya donghae dengan lembut sambil membelai pipi yoona.

Yoona paham apa yang ditanyakan donghae terhadapnya mengingat sadar bahwa dirinya tadi melamun.

“Jika kau menyiksaku apakah kau akan berhenti melakukan hal ini?” ketus yoona. “Yah.. bodohnya diriku, apa yang ku lakukan sekarang. Kenapa mulut ku tidak bisa diajak kompromi. Asss…” batinnya. Yoona mencoba memberanikan diri menatap donghae kembali dan menerima resiko yang akan didapatnya.

Mendengar pertanyaan yoona tiba-tiba donghae bangkit dari tubuh yoona. Kemudian berdiri menatap yoona yang masih terlihat bingung melihat dirinya yang bersikap seperti ini.

“Jika aku menyiksamu maaf kan aku Nyonya Lim, dan aku bukanlah seorang namja brengsek yang memaksakan kehendak atau nafsu sendiri.” Donghae menjawab dengan mantab dan dingin.

“Daebak.. betapa coolnya dia. Ottokoe..?” gumamnya yoona. Kini dia tidak dapat berkutik lagi, perasaan gugup dan malu menyelimuti tubuhnya. Yoona pun berdiri menegakkan badannya, berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya.

“Oh.. syukurlah kalau begitu. Aku bisa tenang bisa mengenal sajangnim yang sekarang terlihat terhormat daripada sajangnim yang beberapa menit lalu terlihat arogan namun terkesan lembut. Dari keduanya sejujurnya aku lebih suka dengan sajangnim yang arogan, tapi sekarang aku bisa melihat sajangnim hanya memanfaatkan keadaan ku saja. Dengan begini aku bisa tau, gimana sifat sajangnim yang sebenarnya. Dan sepantasnya sajangnim meminta maaf dengan perbuatan yang telah kau lakukan padaku tadi.” Yoona menatap donghae dengan sinis. Hatinya sakit berkata seperti itu karena dia berharap lebih kepada donghae namun apa yang didapatkannya saat ini. Yoona tersenyum kecut melihat donghae yang terlihat angkuh dan berfikir bahwa dia hanya mempermainkan perasaannya saja meski dia tadi sudah menyatakan perasaan cinta kepadanya.

Yoona menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah didepan orang lain. Dia tidak pernah suka memperlihatkan kelemahannya kepada orang lain, selama ini dia terlihat kuat diluar namun sebenarnya didalam nya dia sangat rapuh. Yoona pun melangkahkan kakinya melewati donghae, namun langkahnya terhenti setelah lengannya di tarik oleh Donghae.

“Mau kemana?” bentak donghae. Donghae tidak tau mengapa yoona bersikap seperti ini,

“Harusnya kita tidak boleh melakukan hal ini.” Yoona memiringkan kepalanya kerah donghae.

“Yah.. apa maksudmu?” jawabnya dengan santai, donghae berusaha untuk menahan emosinya. Dia tidak mau lagi membentak yoona yang akibatnya akan membuatnya ketakutan.

“Bukannya sudah jelas aku bawahan dan kau atasan.” Yoona dengan nada dingin.

Donghae menarik tangan yoona menghadap kearahnya, dipeluknya sangat erat. “Jangan pergi.” Katanya dengan rilih.

“Lepaskan aku, lepaskan aku jebbal.” Yoona memberontak berusaha melepaskan pelukan donghae sambil berteriak-teriak.

“Aku tidak bisa hidup tanpamu.” Bentak donghae dengan suara lantang.

Seketika yoona terdiam mendengar suara bentakan donghae, dia sangat takut mendengar bentakan orang lain. Karena dari kecil tidak ada orang lain yang pernah membentaknya dengan suara keras seperti itu.

Merasakan tubuhnya yoona yang mulai lemas dan ketakutan, donghae memeluknya yoona dengan sangat erat. Dibelainya rambut yoona, “Maafkan aku, aku tidak ber..” belum sempat melanjutkan perkataannya yoona membalas pelukan donghae. Dan terasa air mata yoona membasahi bahunya, “Maafkan aku.” Donghae tidak bisa berkata apapun lagi saat ini, dia mencium bahu yoona memberikan kenyamanan disana. Dia sangat menyesal telah berlaku kasar padanya.

Yoona merasakan hal sama, dia menyesal karena telah memulai konflik ini. Hatinya terus berkata untuk tidak menyakiti hati namja yang ada dipelukannya saat ini. Yoona sangat menyukai bahkan rasa cinta sudah ada sejak pertama kali mereka bertemu. Yoona ingin menghilangkan semua egonya dan kekhawatirannya tentang donghae yang mungkin saja mempermainkan dirinya. Namun tidak ada kebohongan disana, yoona bisa merasakan dan melihat kesungguhan donghae dalam setiap perkataannya. Ditambah dengan sorotan matanya yang mengisyaratkan, “Percayalah padaku.” Hal itu yang membuat yoona tidak marah dibentak oleh donghae dan itulah yang membuat dirinya semakin yakin bahwa donghae mencintainya.

“Apakah kau benar-benar mencintaiku?” tanya yoona dengan rilih.

Donghae meregangkan pelukan mereka, diraihnya rahang yoona memberikan kecupan riangan di bibir ranumnya. “Aku Lee Donghae mencintai Lim Yoona. Apakah kau seorang dokter, pejabat, karyawan, office girl, kaya atau miskin, apapun itu aku tidak peduli. Karena aku benar-benar mencintaimu, tidak ada seorang pun yang mampu membuatku jatuh cinta seperti ini. Kemanapun aku pergi dipikiran ku hanya kau, bahkan aku terus memperhatikanmu saat bekerja yang terkadang membuatku frustasi. Aku ingin selalu didekat mu setiap hari setiap jam bahkan setiap detik, aku tidak menyesal tergila-gila padamu karena aku benar-benar mencintaimu. Percayalah padaku dan menikahlah dengan ku?” sambil menangkup kedua rahang yoona ditatapnya dalam-dalam.

Yoona tertegun mendengarkan semua penjelasan dari donghae, hatinya merasa senang mengetahui cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Dia  melihat ketulusan dan kesungguhannya lewat sorotan matanya, ditambah dengan pertanyaan tentang ajakan menikah olehnya membuat yoona tidak bisa berkata apapun lagi. Yoona benar-benar sangat bahagia saat ini, airmatanya keluar begitu saja dipipinya.

“Saranghae.” Kemudian melumat bibir donghae dengan lembut, namun yoona tidak bisa melanjutkan lumatannya di bibir donghae karena donghae melepaskan ciumannya.

“Jawab aku, apakah kau mau menikah dengan ku?” donghae dengan mantap menatap yoona.

Yoona terdiam sebentar melihat donghae yang menatapnya dengan serius, dia melihat donghae menginginkan jawaban “Ya” dan menolak jawaban “Tidak”. Dianggukan kepalanya kearah donghae menandakan dia menyetujui keinginan donghae. Dengan seulas senyuman manis di bibir Donghae, tanpa aba-aba ia menarik tubuh ramping Yoona jatuh di pelukannya.

“Huwaaaa,” teriak Yoona dengan kekehan imutnya, kegirangan karena pelukan tak terduga dari namja ini.

Donghae tersenyum, masih dengan memeluk erat gadis cantik itu kemudian ia mengangkat Yoona dan berputar-putar dengan riang, menimbulkan suara tawa yang indah terdengar lembut ditelinga Donghae. Kemudian mereka tertawa riang bersama menikmati moment ini.

“Malam ini kau milikku.” Donghae sambil menangkup rahang yoona dan menatapnya sangat intens.

Mereka saling menatap satu sama lain. “Saranghae.” Ucapnya bersama-sama

 

-END-

–o0o–

Terima kasih sudah mampir disini. Semoga kalian tidak kapok membaca FF ku J

Have a nice day guys J

4 thoughts on “At First Gaze (One Night)

Leave a comment