One Of These Nights

3876

ONE OF THESE NIGHTS

a fanfic by
C.Youra Yukiko

cast
# SONG JOONGKI # IM YOONA # SONG HANA

genre
FAMILY # LOVE # SAD

rating
GENERAL

This is story is my own. Cast belong’s god. Please don’t bash and don’t be Silent Readers. PLAGIATOR NOT ALLOWED!!

Inspired from Red Velvet new song – One Of These Nights.
This song was dedicated for Sewol Ferry Victim who fall at 16th of April 2014. 

16 April 2014. 06:00 AM

“Eomma.. Appa.. Aku berangkat.”
“Tunggu sebentar.” Teriak seorang yeoja keluar dari mobil sambil membawa sebuah kantung. “Ini bekal untukmu, jangan lupa untuk dimakan. Kau belum sarapan.”
Yeoja muda itu tersenyum senang. “Nee eomma.” Balasnya lalu melihat kearah namja yang berada di belakang pintu. “Appa aku pergi. Aku akan membawa jeruk Jeju untuk appa.”
“Appa akan menunggunya.”
“Jaga dirimu ya sayang.”
“Nee eomma. Annyeong.” Ujarnya kemudian berlari menyusul teman-temannya yang sudah berkumpul.

13 April 2014

“Apa appa tidak akan pulang?”
“Wae? Uri addeul merindukan appa?”
Gadis remaja itu mengangguk sambil berpangku dada. “Ini sudah dua minggu appa tidak pulang. Biasanya appa pulang setiap akhir pekan.”
Yeoja itu tersenyum dan menaruh roti tawar itu diatas piring milik putrinya itu. “Kenapa tidak periksa ke kamar eomma, mungkin appa sudah datang?”
“Nee? Appa sudah pulang?” tanya gadis itu riang.
“Nee.”
“Appa.” Seru gadis itu riang berlari kecil menuju sebuah kamar.
“Hmm.” Keluh namja itu lalu tersenyum melihat putrinya. “Aigoo uri Hana sudah siap rupanya.”
“Appa ireona.. Ayo kita sarapan bersama.” Hana menarik tangan ayahnya untuk bangkit dari kasur.
“Tapi appa perlu tidur. Appa baru saja sampai jam 3 pagi.”
“Noo. Appa harus sarapan bersama kami lalu mengantarku sekolah.”
Namja itu mendesah. “Baiklah.” Ujarnya bangkit. “Appa ke kamar mandi dulu.”
“Kami menunggu appa di ruang makan.”

“Ke Jeju?”
Hana mengangguk semangat.
“Sekolahnya mengadakan darmawisata selama tiga hari kesana.”
Namja itu mengerutkan dahi. “Bukankah kau sudah sering kesana bersama eomma dan appa?”
“Ini berbeda appa. Kali ini aku pergi bersama teman-temanku.”
“Jadi pergi bersama teman lebih menyenangkan daripada bersama orang tuamu?” rajuk namja itu.
“Appa.” Rengek gadis imut itu. “Tentu saja menyenangkan bila kita pergi bersama tapi kesempatan ini jarang sekali datang.”
Namja itu melirik kearah istrinya meminta persetujuan.
“Aku menyetujuinya. Kapan lagi dia akan darmawisata? Tahun depan Hana harus les intensif untuk kelulusan. Hanya tahun ini.”
“Aigoo, kalian berdua benar-benar bisa mengambil hatiku. Baiklah, untuk kali ini saja kau pergi tanpa eomma dan appa.”
Hana tersenyum riang lalu bangkit dan memeluk ayahnya dengan erat. “Aku menyayangimu appa.” Ungkapnya lalu mengedipkan sebelah matanya kearah ibunya.

^1^

Namja itu masuk kedalam rumah setelah pulang dari mengantar putrinya, langkahnya menuju kearah dapur yang mengeluarkan suara berisik dari piring-piring. “Apa kau sudah bertanya dengan gurunya?”
“Oh kapjagya. Kau mengejutkanku”
Namja itu terkekeh.
“Kemarin aku bertemu dengan wali kelasnya dan menanyakan tentang darmawisata. Hana akan baik-baik saja sayang.” Jawabnya sambil menyusun piring-piring yang baru saja dicuci.
“Aku harap juga begitu. Memangnya mereka akan berangkat menggunakan apa? Pesawat?” Tidak hanya diam, namja itu membantu istrinya menyusun barang-barang.
Yeoja itu menggeleng. “Aniya, mereka akan naik kapal dan menikmati pemandangan yang indah selama perjalanan seperti saat kita bulan madu dulu.”
“Haruskah kita ikut dengannya?”
“Yeobo.”
“Aku hanya mengkhawatirkannya, bagaimana bisa dia pergi tanpa dirimu padahal dirumah dia tidak bisa melakukan apapun sendiri.”
Yeoja itu tersenyum lalu menepuk pundak suaminya pelan. “Aigoo, akhirnya Kapten Song Joongki memikirkan putrinya.”
“YA, aku selalu memikirkan putriku bahkan aku lebih memikirkan istriku lebih dari yang lain.”
“Benarkah?” ejek yeoja itu lalu berjalan menuju pintu yang membatasi dapur dengan bagian luar rumah.
“Tentu.” Ujar Joongki menyusul istrinya. “Aku terus memikirkanmu, bagaimana kau kesepian dirumah selama Hana dan aku meninggalkanmu? Bagaimana kau tidur sendirian tanpa aku temani. Aku selalu memikirkan bagaimana nanti kalau kau bosan menungguku dan pergi bersama namja lain. Aaah itu benar-benar menggangguku.”
Yeoja itu hanya terkekeh. “Kau memikirkan sesuatu yang tidak penting Kapten Song.” Sahutnya sambil mengeluarkan pakaian dari mesin cuci.
“Aku berkata jujur sayang.” Ujarnya mengecup pipi istrinya lalu mengangkat keranjang tersebut menuju tempat untuk menggantung jemuran. “Tapi dipikir-pikir bukan ide buruk mengizinkan Hana untuk darmawisata.”
“Maksudmu?”
Joongki tersenyum menggoda. “Berarti saat Hana pergi kita bisa fokus membuatkan adik untuknya.”
“Oh My God. Aku sudah tua sayang.”
“Tidak masalah.” Candanya dan berhasil mendapatkan tendangan di bokongnya. “YA IM YOONA.” Teriaknya kesakitan.
“Kau tidak lupa kalau aku Ketua Tim Karate saat SMA.”
“Tskk jinjja.”

16 April 2014 06:25 AM

“Kita akan sampai kapan disini?”
Yoona menoleh kearah suaminya. “Saat bis sekolah Hana keluar, kita baru pulang.”
Joongki menghela nafas. “Ayolah sayang, aku benar-benar mengantuk sekarang.”
“Sebentar lagi. Sabar ya.”
Namja itu mengangguk lalu memejamkan matanya.
Tidak berapa lama sebuah bis keluar dari pagar sekolah tepat saat suara ponsel berdering.
‘Eomma.. Appa.. Aku berangkat.”
Pesan singkat itu berhasil membuat yeoja itu bernafas lega. “Ayo..” Yeoja itu menoleh dan mendapati suaminya terpejam. “Baru saja mengantarkan anak kecil pergi darmawisata sekarang harus menghadapi anak kecil berwujud namja dewasa.” Gumamnya. “OPPA Ireona. Ayo kita pulang.” Serunya dan berhasil membuat suami terkejut.
“YA Bisakah kau membangunkanku dengan lemah lembut.”
Yoona mendengus.
“Ternyata sifat keras kepala Hana itu turun langsung darimu.” Gerutu Joongki menstarter mobil mereka.
“Apa kau bilang?”
“Aniya.. Kajja kita pulang.”

14 April 2014

Hana masuk kedalam kamarnya dan mendapati ibunya sibuk menyusun pakaian yang akan ia bawa untuk darmawisata. “Eomma biar aku saja.”
Yoona menoleh. “Aigoo, kau sudah pulang sayang.”
“Eomma menyiapkan semuanya sendiri?” Yeoja itu mengangguk. “Memangnya appa kemana?”
“Appa sedang ada pertemuan dengan Komandannya.”
“Apa appa akan berangkat lagi?”
Yeoja itu menggeleng lalu menangkup wajah putrinya. “Tentu saja tidak. Appa akan dirumah sebelum dan setelah kau pulang dari Jeju.”
Hana tersenyum. “Syukurlah, berarti eomma tidak akan kesepian.”
“Aniya, eomma tetap kesepian.”
“Wae?”
Yoona mengelus rambut putrinya yang baru saja masuk sekolah menengah atas itu. “Karena eomma tidak bisa bertemu dengan putri eomma.”
“Eomma.” Rengek gadis itu lalu memeluk ibunya itu erat. “Bagaimana kalau eomma dan appa melakukan program memberikan adik untukku.”
“Aiish bagaimana bisa kau memiliki pemikiran yang sama dengan appamu.”
Hana terkekeh. “Tentu saja sama. Akukan putri Kapten Song.”
“Eomma akan memikirkannya nanti, eoh. Sekarang kita fokuskan pada acaramu saja.”
“Nee eomma.”

“Appa, eomma setuju untuk program memiliki adik.” Seru Hana saat mereka makan malam dan itu berhasil membuat Yoona tersedak.
Joongki tersenyum. “Benarkah?” tanyanya sambil melirik Yoona.
Hana mengangguk semangat. “Kami sudah bicara dari hati ke hati dan eomma menyetujuinya, iya kan eomma?”
Yoona menghela nafas tepat saat cangkir itu ditaruh diatas meja. “Eomma belum menyetujuinya, sayang. Eomma bilang, eomma butuh waktu untuk berpikir.”
“Eomma tidak butuh waktu untuk berpikir, aku mendukungnya dan appa juga sangat mendukungnya.”
“Aigoo, kau benar-benar anakku Song Hana.”
Yeoja itu memijat pelipisnya sambil menggeleng benar-benar tidak habis fikir dengan tingkah ayah dan anak itu.
“Jadi? Eomma maukan?”
“Song Hana.”
“Oke. Appa eomma bilang oke. Jadi selama ku tinggal eomma dan appa harus berhasil membuat adik untukku.”
Yoona menatap tajam kearah Joongki yang tersenyum penuh kemenangan. Suaminya itu benar-benar suami mesum.

Joongki membuka matanya dan menoleh kearah kirinya dimana istrinya terlihat begitu gelisah. Namja itu mengganti posisinya agar menghadap istrinya. “Kau tidak bisa tidur sayang?”
Yoona berbalik lalu mengangguk pelan.
“Wae?” tanyanya lembut sambil mengelus rambut istrinya.
“Aku mengkhawatirkan bagaimana Hana selama disana. Apa dia akan baik-baik saja?”
Namja itu menarik istrinya untuk mendekat lalu memeluknya. “Jangan khawatir, anak kita sudah besar. Aku yakin dia bisa melakukannya.”
“Aku harap juga begitu tapi kau tahu sendiri bagaimana Hana saat dirumah, memasak ramyun saja aku masih ragu.”
Joongki terkekeh lalu mengecup puncak kepala istrinya. “Tidak perlu khawatir, semuanya akan baik-baik saja. Lagipula masih ada waktu 2 hari untukmu mengajarinya.”
“Nee.”

16 April 2014 07:25 AM

“Sayang, ada pesan dari Hana.” Teriak Yoona pada Joongki yang berada diluar kamar. “Dia bilang sekarang dia sudah berada di kapal dan dia mengirimkan foto pemandangan.
“Nee.” Sahut namja itu.
Yoona meraba bagian dadanya sedikit nyeri disana. ‘Ya Tuhan, ada apa ini? Lindungilah putriku yang sedang dalam perjalanan.’
“Kau baik-baik saja?”
Yeoja itu menoleh dan melihat kepala suaminya muncul dipintu dengan cepat ia menurunkan kedua tangannya. “Nee, aku baik-baik saja.”
Joongki mengerutkan dahinya. “Wae? Apa dadamu sakit?”
“Ya berhenti meraba dadaku.” Amuk Yoona dan memukul suaminya.
“WAE? Kita sudah menikah, biasanya kau suka kalau aku meraba dadamu.”
“YA SONG JOONGKI.”
“arrasseo…arasseoo.” ujar namja itu lalu berlari keluar. Meskipun di Militer ia adalah seorang Kapten yang disegani dan ditakuti oleh bawahannya tapi tetap saja dirumah dia hanya suami yang takut pada teriakan istrinya. “Aiish padahal aku ingin memancingnya untuk bermain. Dasar nenek sihir.”

15 April 2014

Keluarga Song terlihat sibuk dengan kegiatan memilih barang-barang keperluan masing-masing di Supermarket bahkan ketiga orang itu membawa kereta dorong masing-masing.
“Eomma perlukah aku membawa celana dalam kertas?”
“Sangat perlu.” Jawab Yoona.
Hana berlari menuju kereta dorong miliknya dan sibuk memilih.
“Sayang, apa persediaan wine dirumah masih ada?”
Yeoja itu menoleh kearah suaminya yang membawa dua botol wine. “Ingin membeli semuanya?”
Joongki mengangguk. “Dua botol ini seri limited edition, kita harus mencobanya.”
“Kapan oppa akan menghabiskannya?”
“Tsk. Aku akan meminumnya setiap aku pulang.”
“Janji?”
“Nee. Aku berjanji, aku akan menyimpannya dengan baik agar Hana tidak meminumnya diam-diam.”
“Eomma.. Appa berhenti bertengkar, kalian tidak malu dilihat yang lain.”
“Eommamu yang duluan/Appamu yang duluan.”
“SALUTE UP.”
Mendengar itu keduanya terdiam dan melihat namja tinggi sedang memberikan hormat pada Joongki. Namja itu membalasnya lalu menoleh kekanan dan kekiri. “Wae? Kenapa kau menghampiriku disaat aku bersama keluargaku.”
“Jweisonghamnida Kapten. Saya hanya ingin menyapa.”
“Dia anggota tim?” tanya Yoona.
Joongki mengangguk. “Hyunseung perkenalkan ini istriku dan ini putriku.”
“Annyeong Haseyo, Park Hyunseung imnida.”
Yoona tersenyum. “Senang bertemu denganmu Hyunseung-ssi.”
“Nee, nyonya.”

“Eomma, anggota tim appa tadi benar-benar keren dan dia juga tampan.”
“Wae? Kau menyukainya?” goda Yoona.
“Aniyaa.” Rengek bocah itu.
“Jangan pernah berpikiran untuk menikah dengan seorang tentara.” Celetuk Joongki sambil melirik putrinya dari kaca pemantau.
Yoona menoleh kearah suaminya. “Memangnya kenapa?”
“Aku tidak mengizinkannya saja.”
“Menyebalkan.” Seru Yoona.
Hana mengerucutkan bibirnya. “Lalu kenapa Appa menikahi eomma? Kalau tidak ingin aku menikah dengan tentara.”
“Itu beda lagi.” Ujar Joongki serius.
Yoona mendesah pelan, seakan mengerti arah pembicaraan suaminya. “Aah bagaimana kalau kita makan ayam goreng? Sudah lama kita tidak makan ayam goreng di luar.”
“Nee eomma. Aku setuju, aku ingin makan ayam goreng bertiga bersama appa. Biasanya hanya aku dan eomma saja.”
“Baiklah, kajja.”

Joongki kembali merasakan seperti malam sebelumnya. Istrinya kembali tidur dengan gelisah dan terus bergerak mencari tempat nyaman. “Insomnia?”
“nde? Aniyaa.. Aku tiba-tiba merasa gerah.”
Namja itu bangkit duduk diatas ranjang. “Ingin mandi? Aku akan menggosok punggung belakangmu?”
“Tidak, lebih baik oppa tidur.”
“Yoona… Katakan padaku, apa yang terjadi? Sudah dua malam ini kau tidur dengan gelisah. Wae? Apa ada sesuatu yang mengganggumu.”
Yoona ikut bangkit dan duduk menghadap suaminya. “Aku baik-baik saja sayang. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”
“Bagaimana aku tidak khawatir kalau istriku tidur dengan tidak nyaman disampingku. Seakan-akan akulah yang membuatnya risih.”
Yeoja itu terkekeh lalu mengecup pipi suaminya. “Percayala aku baik-baik saja, mungkin aku kelelahan karena sibuk mengurus keperluan Hana untuk berangkat.”
“Kau mengkhawatirkan putri kita?”
Yoona terdiam.
“Aku tahu itu, sudah cukup kau menutupinya sayang. Itu sudah terlihat jelas.” Terang Joongki menggenggam tangan istrinya. “Kau khawatir bagaimana Hana selama di Jeju kan? Kau takut terjadi sesuatu padanya.”
Yeoja itu hanya diam dan menunduk.
Joongki mengelus wajah istrinya dengan lembut. “Semua akan baik-baik saja. Uri Hana bisa menjaga dirinya sendiri dan dia akan selalu mendengar nasihat kita, percayala padaku. Song Hana adalah anak kita. Dia anak dari Kapten Besar Korea Selatan dan kau mendidiknya dengan disiplin. Jadi percayalah padanya, dia bisa tanpa kita disisinya.”
“Aku.. aku ingin mempercayainya… tapi… tapi ini sangat sulit oppa. Benar-benar sulit, ini pertama kalinya.”
Namja itu menarik istrinya kedalam pelukannya dan menepuk punggungnya dengan pelan berusaha untuk memberikan ketenangan pada yeoja yang begitu ia cintai. “Semuanya akan baik-baik saja.”

16 April 2014 

05:14 AM

Joongki masuk kedalam kamar putrinya. “Woah, uri Hana sudah siap untuk liburan ternyata.”
Hana tersenyum senang. “Nee, eomma yang menyiapkan semuanya dan aku tinggal membawanya pergi.”
“Aigoo kau benar-benar anak eomma ternyata.”
“Appa.” Rengeknya sambil memeluk sang ayah. “Tentu saja aku juga anak Kapten Son, kalau tidak ada appa bagaimana bisa aku lahir.”
Joongki terkekeh dan membalas pelukan putrinya. “Apa hari ini kau sudah memeluk eomma?”
“Waeyo? Apa eomma sedang tidak enak badan?”
“Sepertinya begitu, sudah dua malam eomma susah tidur dan dia tertidur saat appa memeluknya.”
“Eii appa ingin membuatku cemburu ya.”
Namja itu mengacak rambut putrinya. “Temui eomma dan peluk dia, katakan semuanya akan baik-baik saja.”
“Eomma sangat mengkhawatirkanku rupanya.” Gumam gadis itu.
“Begitulah, jadi sekarang temui dia.”
“Nee appa.”
Joongki membawa barang-barang putrinya keluar kamar. Namja itu tersenyum saat melihat istri dan putrinya itu berpelukan erat.

09:00 AM

“OPPA… OPPPA.” Teriak Yoona dan berhasil membuat Joongki yang menghentikan kegiatannya menyiram tanaman kemudian langsung mencari istrinya.
“Wae? Wae??”
Yoona memberikan ponselnya.
“Eomma… tiba-tiba kapalnya sangat miring. Eomma aku takut.” Gumam namja itu. “Kapan Hana mengirimnya?”
“barusan.” Ujar yeoja itu gemetar.
Joongki meraih remote dan mencari channel tv khusus berita. ‘Jebbal.. Jebbal.. Jangan.. Tuhan anakku ada didalam sana.’
“Oppa. Uri Hana akan baik-baik sajakan?”
“Nee, Hana akan baik-baik saja sayang.”
Ponsel Yoona kembali bergetar.
‘Eomma kapal ini bergoyang dan sangat miring… aku takutt… Eomma Appa aku menyayangi kalian.’
Yoona menggeleng. “Tidak… Tidak anakku baik-baik saja. Anakku…”

“Sebuah Kapal Feri Sewol Tenggelam di dekat Pulau Jindo dengan rute Incheon-Jeju.”

Tubuh pasangan itu tiba-tiba melemas bahkan Yoona sudah terduduk dilantai. “Tidak. Itu tidak mungkin.. tidak mungkin itu terjadi pada putriku.” Yeoja itu mendongak dan memeluk kaki suaminya. “Anak kita tidak didalam kapal itukan sayang? Mungkin itu kapal yang membawa orang lain.. Tidak mungkin anak kita akan naik kapal itu?”
Joongki hanya diam. Namja itu tidak bisa mengatakan apapun.

“Kapal Feri Sewol Tenggelam di dekat Pulau Jindo yang akan menuju Pulau Jeju. Kapal ini mengangkut 476 orang dan sebagain besar merupakan siswa Danwon High School di Ansan.”

“ANDDWAEEEE. ITU TIDAK MUNGKIN.” Teriak Yoona seperti orang gila. “TIDAK MUNGKIN ANAKKU.”

^1^

Joongki keluar dari mobil milik tetangganya yang sukarela mengantarkan dirinya dan istrinya menuju tempat laporan khusus korban Kapal Feri Sewol. Namja itu menoleh kebelakang, melihat keadaan istrinya yang menyedihkan.
“Kapten Song?” Namja itu menoleh. “Salute up.”
Joongki membalasnya.
“Ada apa Kapten kemari? Bukankah kapten sedang liburan.”
“Putriku.. putriku adalah salah satu siswa Danwon High School yang mengikuti darmawisata ke Jeju.”
Prajurit itu terdiam sejenak. “Kami akan menemukannya. Aku berjanji padamu kapten.”
“Ya.” Jawab namja itu dengan suara parau. “Kau harus menemukan putriku dalam keadaan apapun.”
Prajurit itu menatap Joongki dengan tatapan iba. “Kalau begitu, biar saya yang melaporkannya.”
“Ghamsamnida.”
“Nee Kapten. Salute Up.”
Joongki membalasnya lalu berjalan gontai menuju istrinya dan memeluk yeoja itu dengan erat. “Semuanya akan baik-baik saja. Hana pasti akan ditemukan, anak kita anak yang kuat. Aku yakin dia berada di suatu tempat.”
Yoona menangis berteriak didalam pelukan suaminya. “Ottokhae? Ottokhae?” racaunya. “OTTOKHAE.”
Joongki memeluk erat istrinya itu dan ikut menangis.

“Kapten Song..” panggil Prajurit Park itu berusaha menyusul Joongki yang berjalan dengan emosi. “Kapten Song.”
‘bruk.’
Terlambat.. Joongki sudah berhasil membuat namja tua berumur 60 tahun itu jatuh tersungkur.
“KAU. KAU KAPTEN KAPAL ITU KAN?”
Namja tua itu hanya menunduk.
Joongki meraih kerah namja itu. “BAGAIMANA BISA KAU MASIH BISA HIDUP SEDANGKAN ANAKKU HILANG KEMANA? APA KAU SEORANG MANUSIA HAH?”
Prajurit Park berusaha meleraikan mereka. “Kapten, jangan lakukan itu.”
“KAU.” Joongki menunjuk kearah namja. “Dengan sisa umurmu di dunia bahkan dengan seluruh umurmu selama hidup di dunia ini, tidak akan bisa membayar kejadian ini. APA KAU MANUSIA HAH?”

“Apa uri Hana sudah ditemukan?” tanya yeoja paruh baya tepat keluar dari mobil setelah menenangkan Yoona yang sekarang tertidur lelah.
“Belum.”
Yeoja paruh baya itu melihat Joongki yang terus berusaha memeriksa kantung mayat yang berisi korban tewas tersebut lalu melirik Yoona. “Kasihan sekali mereka, padahal mereka adalah orang baik.”
Namja paruh baya itu mengangguk. “Mereka kehilangan sebuah perhiasan yang sangat berharga.”
“Ya Tuhan, bagaimana Yoona-ssi bisa melanjutkan hidupnya tanpa Hana disampingnya? Siapa yang akan menemaninya saat tuan Song pergi dinas. Aku benar-benar tidak tega.”
Joongki mendekati pasangan itu dan berusaha untuk kuat. “Apa Yoona sudah tenang Nyonya Jung?”
Nyonya Jung melirik yeoja itu lalu mengangguk. “Dia sudah tertidur karena kelelahan.”
“Bagaimana? Ada perkembangan?” tanya Tuan Jung.
Namja itu menggeleng. “Hana masih belum ditemukan.” Joongki melirik istrinya. “Nyonya Jung, bisakah Anda membawa istriku untuk pulang? Biarkan dia istirahat.”
“Kami sudah membunjuknya Tuan Song tapi Nyonya tetap ingin disini sampai ada kepastian.”
Joongki menghela nafas. “Aku ingin mencarinya langsung, aku benar-benar khawatir.”
“Tuan, saat ini Anda dan istri anda sedang panik dan khawatir. Lebih baik tuan menunggu disini bersama kami hingga mendapatkan kabar.” Saran Tuan Jung.
Seorang tentara berlari menghampiri mereka lalu memberikan hormat pada Joongki.
“Ada apa?”
“Kami menemukan Nona Hana.”
“Ye?”
Prajurit itu menunduk sejenak lalu mengangguk mantap. “Saat ini tim relawan sedang membawa jasad Nona.”
“Jasad?”
Keempat orang itu menoleh dan mendapati Yoona sudah keluar dari mobil.
“Kau bilang jasad?” ulangnya lagi.
“Jweissonghamnida.”
Yoona menggeleng. “Tidak.. Itu mungkin bukan Hana.” Ujarnya menatap suaminya. “Itu bukan anak kitakan?”
“Sayang, tenang. Kita harus menunggu dari tim penyelamat.”
“Bagaimana aku bisa tenang dalam keadaan seperti ini. Hana itu putriku satu-satunya, bagaimana aku bisa tenang.”
Joongki menaruh kedua tangannya diatas pundak istrinya. “Yoona, dengarkan aku. Aku juga tidak tenang, aku sangat khawatir dan berharap itu bukan putri kita. Jadi aku mohon kau tetap tenang.”

^2^

Bungkus berwarna kuning itu membungkus seseorang didalamnya. “Kami menemukan benda ini bersama korban.” Terang petugas penyelamat tersebut memberikan sebuah kantung pada Joongki.
Namja itu membuka kantung tersebut dan hatinya mencelos saat melihat sebuah jam tangan berwarna silver bersama handphone berwarna pink dan sebuah bingkai photo. Ketiga benda itu… ketiganya benar-benar milik Hana. Namja itu mendongak berusaha untuk menahan airmatanya turun. Ia tidak bisa menangis… dia tidak bisa menangis disaat istrinya benar-benar terpuruk. “Ini tidak mungkin terjadi pada putriku. Ya Tuhan.”
Namja itu duduk berjongkok dan membuka kantung berwarna kuning itu tersebut dengan tangan gemetar. Airmata itu tidak bisa tertahan lagi saat melihat wajah putih pucat serta bibir biru dengan mata tertutup yang ada didalam kantung tersebut. Putrinya.. Putri kesayangannya sudah terbujur kaku dengan wajah sembab karena kedinginan. “Hana-ya..” gumamnya.. “Ini appa.”
“Hana-ya.” Yoona langsung meraih mayat putrinya dan memukul pipinya pelan. “Song Hana ireona. Ini eomma sayang. Ayo bangun. Hana jangan tidur seperti ini, ini tidak lucu sayang. Ayo bangun. Bangun…”
“Yoona-ya.”
“Hana, ini eomma dan ini appa. Appa pulang sayang, ayo bangun. Kau bilang kau merindukan appa, appa sudah kembali untuk kita. Ayo bangun.. jangan seperti ini.”
Petugas penyelamat serta pasangan keluarga Jung hanya menatap iba pasangan itu terlebih saat melihat tingkah Yoona yang benar-benar tidak bisa menerima kenyataan bahwa putrinya.. telah pergi.
“Kami menemukan putri Anda berada didalam kapal sambil memeluk bingkai photo tersebut.”
Joongki menatap bingkai poto tersebut dimana terdapat photo mereka bertiga tersenyum bahagia saat mereka liburan bersama.
“Sepertinya ia membantu teman-temannya untuk keluar dan memberikan pelampungnya dan kemudian Nona Hana kembali kedalam untuk mengambil sesuatu sepertinya itu bingkai photo ini.”
Joongki memejamkan matanya dengan erat. Ia tidak bisa menerima kenyataannya terlebih lagi istrinya benar-benar shock.
“Appa.”
“Hmm.”
Hana memeluk ayahnya sebelum mereka masuk kedalam mobil untuk mengantarnya pergi ke sekolah
untuk berangkat darmawisata. “Appa jaga eomma ya.”
Joongki tersenyum dan mengacak rambut putrinya. “Tentu saja appa akan menjaga eommamu sayang.”
Gadis itu tersenyum. “Jangan tinggalkan eomma sendirian selama aku pergi.”
“Tidak akan.” Ujarnya. “Bukankah kita punya misi.”
Hana terkekeh. “Misi kali ini harus berhasil.”
“harus.”
Namja itu menangis terseduh, dadanya begitu sesak saat ia kembali teringat kenangan bersama putrinya tadi pagi. “Mianhee.. Maafkan appa, Hana-ya.” Gumamnya ditengah tangis.
“Kami turut berbela sungkawa, Kapten.”

16 April 2015

Yoona menatap photo sekolah putrinya yang tersenyum manis dimana disebelahnya terdapat photo teman-teman sekelasnya. Yeoja itu tersenyum miris dan berusaha menahan tangis. Didalam ruangan ini terdapat ratusan photo korban tenggelamnya Kapal Feri Sewol satu tahun yang lalu.
“Addeul… Apakah disana kau baik-baik saja?” gumamnya sedih. “Apa kau kedinginan? Apa perlu eomma kirimkan selimut untukmu agar kau bisa tidur dengan nyaman.” Yeoja itu mendongak berusaha untuk menahan tangisnya. “Eomma dan Appa disini baik-baik saja, walaupun sulit.. kami berusaha untuk baik-baik saja agar kau tidak khawatir dengan keadaan kami.”
Yoona tersenyum kearah photo putrinya. “Kami merindukanmu, sayang. Kau adalah putri tercantik dan terbaik yang kami miliki. Uri Hana, tidak akan pernah terganti oleh siapapun.”
“Nuuu..na.”
Yeoja itu menoleh dan mendapati suaminya bermain dengan bayi kecil berumur tiga bulan. Dengan cepat Yoona menghapus airmatanya. “Kenapa lama sekali? Hana noona sudah menunggu kalian sejak tadi.”
“Mian, aku lupa mengambil tasnya.”
Yoona meraih bayi itu dari gendongan suaminya. “Berdoalah, Hana sudah menunggumu sejak tadi.”
Joongki tersenyum. “Ayo kita berdoa bersama.”
“Baiklah.”
Keduanya memejamkan mata mereka dan berdoa dalam hati.
“Hai sayang.” Sapa Joongki sesaat setelah selesai berdoa. “Apa kabarmu? Disini appa dan eomma baik-baik saja. Kau tahu? Misi kita berhasil.” Terangnya dan mendapatkan pukulan dari istrinya. “Kau lihat? Sekarang kau sudah punya adik sesuai keinginanmu. Kau pasti senang. Wajahnya sangat mirip denganmu dan namanya Song Daehan. Tapi.. meski Daehan disini, kami tidak akan pernah melupakanmu sayang. Uri Hana akan selalu dihati appa dan eomma juga Daehan. Dia pasti senang memiliki noona yang cantik dan baik hati sepertimu.”
Yoona menatap suaminya dari samping. Yeoja itu tahu dan sangat tahu kalau suaminya itu sedang menahan tangis setahun bukan waktu yang singkat membuat keluarga mereka terbiasa dengan keadaan baru bahkan mereka masih merasakan keberadaan putri mereka.
“Kami bertiga menyayangimu, semoga uri Hana bahagia disana dan bertemu pangeran tampan. Appa dan eomma selalu berdoa untukmu. Saranghae.”
Joongki menoleh kearah istrinya dan tersenyum. “Hana baik-baik saja disana, eomma tidak perlu khawatir.”
Yoona mengangguk. “Appa juga tidak perlu khawatir, uri Hana akan bertemu pria baik hati disana.”
“Nee.”
Yeoja itu meraih tangan suaminya dan menggenggamnya erat. “Kajja, biarkan Hana beristirahat.”
“Iya sayang.”

End.

20 thoughts on “One Of These Nights

  1. Asli bkin nangis bcanya kerenn deh..
    Aplgi pas hana meninggl kshan yoona ma joongki…
    Btw dpt jg feelnya antra yoona dan jpongki…
    Ditunggu ff slnjtnya

  2. kirain aku hana itu masih sd, ternyata udah sma toh..
    aku kebawa hanyut nie sama ini cerita. berasa aku jadi ibunya. kalo aku baca ini cereta sendirian mungkin aku udah nangis, tapi aku tahan cz ada tmn2 aku..
    daebakk chingu ceritanya

  3. Oh my god! Pertama baca yoona-joongki tapi feelnya dapet, makasih thor udah bikin air mataku meleleh T.T huhuhu

  4. Sampee nangis” baca ff ini😭😭😭
    Feelnya berasa bgt thor
    Baru kali ini bca ff yoona jongki
    Lagii dong thor ff yg couple nya yoona jongki
    Keep writing author

  5. DaebakKk . .
    Keren banget.feelnya juga dapet sampek sukses buat mewek n hidung mampet
    huhu
    bayangin yoona unnie n joong ki oppa kehilangan hana bener2 nyesek
    dtnggu ff mu yang baru dg cast yang sama unN

  6. huaaaaaaaaaaa T.T
    baru pertama ini baca ff yoona-joongki dan endingnya sad :’v sempat ketawa juga sih di awal-awal gara” joongkinya mesum XD

    ditunggu fanfic lainnya ^^ fighting ❤

Leave a comment