Love Falls | De_Pus19 | Ficlet | PG-13
Angst | Romance
Im Yoona | Xi Luhan | Seo Joo Hyun
Disclaimer | This story is mine, cast are belong god
Warning | Garing, typo, bad story, and other
Poster by Ahn Yura @ Lovely Deer Artwork
…
…
Happy reading | Hope you like it
…
…
Im Yoona
Sebelumnya aku belum pernah merasa sesakit ini selama 24 tahun hidupku. Mungkin ini untuk pertama kalinya aku merasa hatiku hancur berkeping-keping. Bagai guci yang pecah dan tak dapat ditata kembali. Hancur.
Aku sadar, dalam persoalan ini akulah yang salah dan aku menyadari akan hal itu. Mencintai seorang pria yang ternyata kekasih sahabatmu sendiri. Apa aku jahat? Tapi, aku tidak bisa menghentikan perasaan itu tumbuh. Apa itu salahku?
Aku tidak pernah berharap perasaan itu tumbuh. Sungguh. Sama sekali aku tidak berharap. Apa aku harus menyalahkan pria itu? Apa aku harus menyalahkan sahabatku? Atau menyalahkan diriku sendiri?
Aku bahkan tidak tahu siapa yang harus disalahkan.
Xi Luhan
Aku sadar, aku egois. Benar-benar egois dan aku menyadari akan hal itu. Dia… Im Yoona. Gadis cantik pindahan dari Jepang yang duduk sebangku denganku sewaktu kami masih duduk dibangku SMA. Dia… dia adalah sahabat kekasihku, Seo Joo Hyun. Dan aku menyukai Im Yoona.
Awalnya aku berpikir hanya akan berteman dengannya. Tapi, dugaanku salah. Saat melihat senyuman yang terukir diwajah cantiknya. Seketika dunia ini teralih pada satu titik fokus. Im Yoona. Dia bagaikan pelangi setelah hujan.
Aku mencintai Im Yoona. Tapi, aku tak dapat melupakan Seo Joo Hyun. Aku tidak bisa meninggalkan atau memilih salah satu dari mereka. Karna aku mencintai mereka dengan kadar cinta yang sama.
Kurasa aku yang salah.
Seo Joo Hyun
Aku tidak mau disalahkan dalam persoalan ini. Karna aku sadar, bukan aku yang salah. Tapi, bukan berarti aku menyalahkan Yoona atau pun Luhan. Karna aku yakin, mereka juga tidak mengiginkan hal yang seperti ini.
Siapa yang tahu, dimana hati seseorang akan berlabu? Tidak ada.
Jadi, aku tak bisa menyalahkan Yoona dan Luhan. Mereka saling mencintai dan saling mencintai bukanlah sebuah kejahatan. Tapi, maaf. Aku tidak bisa melepas Luhan. Aku sangat mencintainya. Benar-benar mencintainya.
Sorry, Im Yoona. He’s Mine.
…
Mengapa akhirnya aku jatuh cinta padamu? Tidak perduli berapa banyak waktu yang telah berlalu, aku berpikir bahwa kau akan selalu disini. Tapi, kau harus memilih jalan yang berbeda.
…
Yoona melirik arlojinya untuk kesekian kalinya. Ia sungguh gelisah. Kenapa Luhan belum datang? Pertanyaan itulah yang sendari tadi teriang-iang diotaknya. Padahal wanita cantik itu sudah menunggunya sejak 2 jam yang lalu dan sekarang malam semakin larut.
Apa Luhan lupa dengan janji mereka? Apa pria itu sungguh sibuk hingga melupakannya?
Ting…
Suara dentingan lonceng yang berada diatas pintu masuk itu berdenting. Mengalihkan semua indra yang dimiliki wanita itu sekarang. Senyuman manis itu menggembang diwajah cantiknya saat iris madunya menatap seseorang yang baru saja melangkah masuk kedalam café.
Tapi, senyuman itu menghilang bagai ditelan bumi. Mengilang tanpa jejak. Pria itu tidak sendirian. Ada seseorang yang mengekor dibelakangnya. Seorang wanita cantik yang tengah menggenggam tangan Luhan. Kekasihnya, Seo Joo Hyun.
Mereka berdua tersenyum manis lalu berjalan sambil berpengangan tangan menuju Yoona yang terduduk disalah satu meja dipojok café ini. Yoona ikut tersenyum. Tersenyum hambar. Tapi, ia berusaha sekuat tenaga memberikan senyuman terbaik yang dimilikinya.
“Kau sudah menunggu lama?” tanya Luhan seraya duduk disebuah kursi tepat didepan Yoona “Maaf, kami terlambat. Sekarang, kami sangat sibuk” kini giliran Seohyun yang membuka suara.
Yoona hanya bisa tersenyum kecil dan menggeleng pelan lalu berkata “Tidak juga. Aku baru sampai beberapa menit yang lalu” bohong. Im Yoona berbohong “Oh ya, apa yang kalian ingin bicarakan?”
Seohyun tersenyum manis lalu melirik Luhan yang juga tengah tersenyum. Tapi berbeda dengan Seohyun, senyuman yang terukir dibibir Luhan terasa palsu. Senyuman hambar tanpa makna atau kebahagiaan yang terselip didalam sana.
Dan seorang Im Yoona sudah cukup mengerti dengan senyuman yang tertempel diwajah prianya itu.
Wanita berwajah polos itu menyodorkan sebuah undangan. Undangan mereka berdua. Xi Luhan and Seo Joo Hyun. Kalimat itulah yang tercetak jelas disana. Hanya sebuah kalimat, tapi mampu membuat hati-seorang wanita tegar seperti Im Yoona-hancur menjadi partikel-partikel yang sangat kecil.
Dengan tangan bergetar Yoona meraih undangan itu. Ingin sekali ia tersenyum kecut atau mungkin berteriak pada Seohyun bahwa Luhan mencintai dirinya. Tapi satu hal yang Yoona ketahui, kadar cinta Luhan terhadap dirinya dan Seohyun sama besarnya.
Yoona mendongak sambil tersenyum manis. Senyum terbaik yang pernah dimiliki wanita itu. Walau hatinya sakit bagai ditusuk ribuan jarum. Tapi, ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan seseorang yang disayanginya.
“Selamat. Aku bahagia mendengarnya”
…
Jadi, kenapa pada akhirnya aku jatuh cinta padamu? Kita tidak bisa kembali ke waktu itu. Bagaimana dengan kita? Mengapa aku tidak dapat mengambil tanganmu? Tak perduli berapa banyak waktu berlalu. Kau harus selalu ada disisiku. Sekarang, hal itu tak akan pernah terwujud.
…
“Yoong… Yoong… buka pintunya” teriakkan itu terdengar lagi. Entah untuk keberapa kalinya.
Yoona masih terdiam sambil memeluk kedua lututnya dan bersandar pada pintu bercat putih yang bergetar karna seseorang sendari tadi mengetuk pintu itu. Siapa lagi kalau buka pria berwajah cantik itu? Xi Luhan.
Satu-satunya pria yang mampu membuat pertahanan wanita setegar dan sekuat Im Yoona runtuh begitu saja. Hanya dia. Hanya Xi Luhan.
“Yoong… kumohon” suara itu semakin melemah. Nampaknya pria itu sadar, apa yang dilakukannya sekarang hanya akan berakhir sia-sia.
“Mianhae”
Yoona mendongak. Mata wanita itu membengkak karna terlalu lama menangis. Ia merasa sangat sakit. Sakit sekali hingga ia tak mampu menggambarkan apa yang dirasakannya sekarang. Jadi, jalan satu-satunya adalah ini. Menangis.
“Mianhae Yoong” suara itu terdengar lagi. Tapi berbeda, suara itu bergetar. Apa Luhan sedang menangis sekarang?
“Aku mencintaimu, Lu” suara bergetar itu akhirnya keluar juga.
Luhan terkekeh kecil “Aku juga mencintaimu, Yoong”
Yoona tersenyum kecut. Ekor matanya melirik sebuah surat undangan pernikahan Luhan dan Seohyun yang berakhir ditempat sampah kecil dikamarnya. Jika kau mencintaiku, kenpa kau melakukan semua ini padaku?
“Tapi, kau juga mencintai Seohyun”
“Ya” Luhan kembali terkekeh seakan-akan mengejek dirinya sendiri “Aku juga mencintainya”
Cukup. Im Yoona sudah merasa sangat cukup mengerti kaliamat itu. Ia merasa bodoh. Sangat bodoh. Untuk apa dia menangisi seseorang yang bahkan membagi cintanya untuk orang lain? Untuk apa dia menangisi seseorang yang tidak pernah mengucap namamu?
Untuk apa? Untuk apa?
Bodoh kau, Im Yoona.
Yoona bangkit dari duduknya. Ia memutar kunci dan menekan gagang pintu lalu mendorong pintu itu. Matanya yang membengkak menangkap sebuah bayangan didepannya. Luhan. Keadaan pria itu tak jauh berbeda dengan dirinya. Berantakkan.
“Mianhae” ujar Luhan entah untuk keberapa kalinya.
“Kau tidak perlu minta maaf” Yoona menghembuskan nafasnya panjang “Kau tahu? Aku sangat tidak menyukai pernikahanmu. Tapi” senyum itu mengembang diwajah cantiknya “Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak menangis lagi”
Dengan cepat Luhan menarik Yoona kedalam dekapannya yang hangat. Menenggamkan wajah wanita itu didada bidangnya “Gomawo Yoong. Kau sahabat terbaikku” bisiknya.
Sakit? Ya, tentu saja. Dia bukanlah batu.
Luhan hanya menganggapnya sahabat. Ya, tidak lebih dari itu. Walaupun pria itu pernah berkata ia mencintai Yoona. Tapi, semuanya terasa bagikan lelucon sekarang. Mungkin benar, jodoh tidak akan kemana. Sekuat apapun Yoona merebut Luhan dari Seohyun. Kalau mereka berjodoh. Mereka akan bersatu kembali.
Luhan melepaskan pelukkan mereka lalu mengusap kedua pipi Yoona yang basah karna air mata. Ia teringat sesuatu, dengan cepat ia merogoh saku celananya mengambil kocak kecil berwarna merah dan menyerahkannya pada Yoona.
“Kumohon”
…
Hari ini, hari yang memegang arti khusus. Hari dimana kau berdiri dengan senyum kebahagiaan. Berdoa kepada Tuhan dalam penampilanmu yang indah. Dengan seseorang disebelahmu yang bukan diriku. Aku hanya bisa berdiri disampingmu dan menonton.
…
“Xi Luhan apa kau akan bersedia menerima Seo Joo Hyun sebagai isterimu yang sah? Mencintai dan menyayangi dirinya baik dalam keadaan senang maupun susah?”
Yoona menutup matanya, ia sudah pasrah dengan semua keputusan yang akan diambil pria itu. Ya, wanita itu sudah memperkirakan hal terburuk yang akan menimpanya nanti. Tapi, dia sudah berjanji tidak akan menangis.
“Ya” Luhan menggantungkan kalimatnya diudara. Ia melirik Yoona yang tengah menutup mata “Aku bersedia”
Hancur. Semua sudah hancur sekarang. Hidupnya dan juga hatinya. Tapi, wanita itu tetap menunjukkan senyum terbaiknya. Mungkin sekarang ia terlihat tegar. Tapi, apa besok Yoona masih bisa setegar sekarang? Entahlah.
Ia menatap kotak cincin ditangannya. Jika kalian berpikir cincin itu adalah cincin pernikahan Seohyun dan Luhan. Berarti kalian salah. Cincin itu adalah cincin pemberian Luhan padanya. Cincin yang akan dipakaikan pria itu jika mereka menikah nanti. Namun sekarang, semua itu tinggallah khayalan belakang.
…
Tapi, meskipun aku mengatakan bahwa aku ingin kau selalu didekatmu. Aku hanya dapat berdoa bahwa kau akan bahagia selamanya. Tidak perduli sebesar apa rasa kesepian yang menyelimutiku.
…
~End~
Note :
Annyeong… masih ingat aku?
Aku balik lagi bawa fanfic nggak jelas. Gimana? Nggak jelas ya? Gak nyambung? Nggak ada feel? Minahe… aku masih amatir. Fanfic ini pernah dipost diblog pribadiku dan di YoongEXO.
Jangan lupa meninggalkan jejak ^^
Kasihan banget yoona……..bacanya jd ikutan sedih juga….tp mau gmn lagi luhan sama2 mencintai keduanya tp kekasihnya yg pertama seo joo hyun mungkin luhan lebih berat ke seo joo hyun.makanya luhan menikahi seo joo hyun.mudah2an yoona menemukan kekasih yg lebih baik dr luhan….
sakit mbacanya,, nyesek banget endingny T^T
hmm
baca lagi thoor
suka suks suka
Nahloh… nyesek banget ceritanya…
Squel thorr. . .
Maunya sih luhan oppa sma yoona onnie bisa bersatu. . .
kenapa harus yoona eonni yg tersakiti 😥
Mianhe chingu… 😥
gomawo udah komen ^^
Yaampun aku mah kasian ke yoona nya:-(
aku juga chingu 😥
gomawo udah komen ^^
Pantesan kek pernah baca 😀
Ah nyesekk, Yoong eonni mending kamu sama aku aja okey? *lol* 😀
Fighting yah ^^
kamu mau sama yoong?*lol
gomawo udah komen ^^
nyesek bacanya..tapi biar gmna pun yoona org ke 2..tapi ttp gak tega jugaa..
disini emang bener yoong orang ke tiga. yg bikin hubungan luhan dan seo jadi renggang. tapi ya, karna yoong main cast jadi berasanya nyesek banget. gomawo udah komen ^^
Nyesek bnget sih.
Kan kasihan yoona nya, sequel dong thor.
sequel? nanti aku usahain ya. gomawo udah komen ^^
.aku ud pernh bca nhe ff mank di YoongEXO, tp gk bosan bcanya..
Aku brharap nhe ad sequelnya, krn endingnya sngat sngat sakit skali bwt readers 😥
luhan brasa egois d.sni, jd knp yoona gk bhagia d’ending critanya? Sequel d0ng thor, bwt yoona dgn namja lain (maybe sehun) bhagia n melupakn luhan..
Nhe kren kok critanya.. Aku pernah membcax, n kesal, brasa gk adil wktu bca FF nhe di YoongEXO, coz feel sadnya thuc ngena bnget..
D.tnggu kelanjutan ff author yg lain, keep writting thor!! & fighting!
sequel? nanti aku usahain deh. hehe… mianhe kalo pada kesel baca ff ini. yg komen di yoongexo juga pada marah2 sama luhan..gomawo udah komen ^^
Nyesek thor nyesek 😥
Ksian yoona unnie..
Sehun mana sehun?? Biar ma sehun aja yoona unnie
Hehheee
Keep writing author^^
iya yoong kasiha. sehun? sehun kan suami aku, jadi nggak muncul. keke… gomawo udah komen ^^
yah pendek bgt thor..kasian yoona unni juga..
kependekkan ya? mianhe….
gomawo udah komen ^^
aku udah pernah baca ini. dan cuma satu komen ku “sequel jeballllllllllll” gak rela liat yoona kayak gtu 😦 jadiin sama sehunaja thor *plak*
waduh! sequel? nanti aku usahain ya chingu. gomawo udah komen ^^
Huahauahauahahhaa .. Knapa sedihhh bangett … Semoga ad sekuelnya dan yoona bahagia wlopun bukan dngan luhan .. Dan smoga luhan mnyesal sama keputusannya ….
sequel? hm… nanti aku usahin ya chingu. gomawo udah komen ^^
nyesek kalo yoona nya gak bahagia gini
aku aja yg nulis nyesek chingu*plak. gomawo udah komen ^^