[Ficlet] Something

Something

Lineveur’s

Starring

Lee Jonghyun │ Im Yoona

Romance, Fluff

Ficlet

G

Already posted on my personal blog

Yoona need refreshing and Jonghyun gave her the best refreshing ever

***

Eommaaaa …,” erang Jonghyun ketika Nyonya Lee menyisir rambutnya yang biasanya berantakan. “Bisakah Eomma menghentikan ini semua? Aku risih.”

“Ssssttt. Kau diam saja bisa tidak? Nah, kau pasti terlihat tampan dengan jas ini,” pamer Nyonya Lee, menunjukkan jas hitam yang tampak gagah pada Jonghyun.

Jonghyun meringis. “Ayolah, Eomma. Aku bukan pegawai kantoran.”

“Memang bukan. Tapi calon,” sanggah Nyonya Lee. “Kau pasti belum tahu siapa pasangan kencanmu kali ini. Ia salah satu yang terbaik. Wajahnya cantik. Pribadinya sopan. Dan apakah kau tahu? Ia adalah calon CEO perusahaan keluarganya. Kau pasti tertarik dengannya.”

“Apakah Eomma tidak tahu aku membenci kencan buta?” dengus Jonghyun sambil mendongak sedikit ketika ibunya memasangkan dasi di lehernya.

Eomma tidak peduli kau benci atau tidak. Tapi kau harus lakukan yang satu ini. Eomma janji, kencan buta kali ini akan jadi yang terakhir. Dan kau harus patuh pada Eomma.” Nyonya Lee memakaikan jas anaknya, seolah-olah Jonghyun adalah seorang anak kecil yang belum bisa memakai pakaiannya sendiri.

Jonghyun melenguh. Belum-belum, ia sudah muak dengan perilaku ibunya. Bagaimana nantinya? Jonghyun dapat menduga-duga kalau ia akan menimbulkan kekacauan, seperti yang ia lakukan di kencan buta sebelum, sebelum, sebelum, dan sebelumnya lagi. Setiap kali ia mengikuti kencan buta, pasti ada saja kekacauan yang ditimbulkannya.

Pada kencan buta pertama, Jonghyun membuat Go Woori yang menjadi pasangannya tercebur kolam. Yang kedua, ia membuat Jinah terpeleset dan dipermalukan. Yang ketiga, ia membuat Soohe menjadi gadis berlumur es krim. Oke, itu baru beberapa.

“Sudah, cepatlah berangkat! Tidak baik kalau kau membuat pasanganmu terpaksa menunggu,” perintah Nyonya Lee sambil mendorong punggung Jonghyun.

Jonghyun bergegas menuju garasi dengan langkah panjang-panjangnya, meninggalkan ibunya yang mengomel karena ditinggal. Jonghyun berhenti di depan sedan kesayangannya, yang sudah kusam karena jarang dibersihkan dan ia hendak membuka kunci pintunya.

Nyonya Lee langsung menginterupsi. “Aigoo, Jonghyun-ie, pakai saja mobil yang lain! Mobil sedanmu itu sudah kotor! Lain kali kau bersihkan, dong!”

Jonghyun merengut, dan terpaksa beralih ke Audi r8 putih hadiah dari bibinya. Jonghyun jarang menggunakan mobil yang satu ini, karena ia merasa kurang familiar. Tak ingin dicereweti lebih panjang, Jonghyun buru-buru kabur dari area rumahnya.

Jonghyun tidak habis pikir mengapa ibunya terus saja menjodohkannya dengan putri rekan bisnisnya. Oke, apa sih, yang dipikirkan para orang-orang kolot termasuk ibunya? Sori saja,nih, di sisi ini Jonghyun memang kurang suka pada ibunya. Ini abad 21, jaman sudah berevolusi. Dan apakah para orang-orang kolot itu tidak mengerti dengan yang orang-orang sebut cinta sejati? Mereka ingin kisah cinta anaknya berakhir tragis seperti kisah Romeo & Juliet?

Jonghyun belum pernah berpacaran seumur hidupnya yang baru 24 tahun. Padahal, setiap Hari Valentine tiba, pasti cokelat-cokelat selalu berjejalan di lokernya, yang langsung membuat Jungshin gigit jari. Tidak sedikit gadis yang menjerit seperti sudah hilang akal ketika ia melintas. Ia hanya belum menemukan yang benar-benar cocok saja.

Oh oke, pembicaraan kita mulai melantur. Mari kita beralih ke kisah blind date Jonghyun kali ini. Jonghyun tengah memarkirkan mobilnya di tempat parkir sebuah restoran mewah. Seperti yang ibunya bilang, beliau telah menyewa ruangan VVIP restoran tersebut untuk kencan buta Jonghyun kali ini. Wow, sepertinya pasangan Jonghyun waktu ini begitu istimewa.

Jonghyun melangkah masuk ke dalam restoran, dan seorang waitress langsung menuntunnya menuju ruangan VVIP. Jonghyun terlongo-longo melihat betapa mewahnya ruangan VVIP restoran ini. Pemandangan yang disajikan di balik dinding kaca begitu indah, gemerlapnya Seoul di malam hari. Tak henti-hentinya Jonghyun berdecak kagum.

Jonghyun terkagum-kagum begitu lama hingga tak menyadari ia tak sendirian di ruangan ini. Seorang gadis seumurannya dengan aura anggun duduk di hadapannya, menatap Jonghyun heran. Sudah berkali-kali gadis itu menyapa Jonghyun, tapi Jonghyun seakan-akan tak mendengarnya—atau mungkin memang tidak mendengarnya.

“Permisi. Apakah kau Lee Jonghyun yang akan menjadi pasangan kencan butaku kali ini?” sang gadis membuka mulut.

Barulah Jonghyun tersadar. “Oh oh, tentu. Aku Lee Jonghyun. Apa kau bilang tadi? Pasangan kencan buta? Jadi, jadi kau … Kau pasangan kencan butaku?”

Gadis itu mengiyakan. “Kenalkan. Aku Im Yoona.”

Jonghyun membalas uluran tangan Yoona. Tangan Yoona terasa begitu halus, sehingga Jonghyun merasa ia sedang bersalaman dengan udara kosong. “Berapa umurmu?”

“24 tahun. Hampir,” jawab Yoona. “Bagaimana denganmu?”

“Oh, berarti kita seumuran. Apakah kau sudah memiliki pekerjaan?” tanya Jonghyun.

“Hampir. Aku masih dalam masa pelatihan untuk menjadi CEO di perusahaan keluargaku, menggantikan ayahku,” jelas Yoona. “Apakah kau mengambil pekerjaan di bidang bisnis juga?”

“Pantas saja gaya bicaramu terdengar kaku. Aku tidak bekerja di bidang bisnis walaupun orang tuaku menginginkannya. Aku bekerja menjadi salah satu personel band. Apakah kau pernah mengenalku sebelumnya? Maksudku, sebagai personel band. Band-ku, Black Beaters, sangat terkenal di Korea dan Jepang,” ulas Jonghyun dengan penuh lagak.

“Maaf? Backbiter—pemfitnah?” Yoona mencondongkan badannya sambil menangkupkan tangan kirinya di telinganya. Sepertinya ia tidak mendengar apa yang Jonghyun katakan tadi, terlihat dari gerak-geriknya.

Seketika wajah Jonghyun berubah menjadi semerah gaun yang dikenakan Yoona. Ia buru-buru mengkoreksi, tak suka nama band kebanggaannya dijelek-jelekkan, biarpun ia tahu Yoona tak sengaja.“Black Beaters, bukan Backbiter. Kau pernah mendengar nama band-ku sebelumnya?”

“Ooh, maaf untuk itu. Sebelumnya aku belum pernah mendengar nama band-mu. Maaf, aku kurang tertarik pada bidang hiburan,” aku Yoona dengan jujur.

Jonghyun agak terkejut mengetahui Yoona sama sekali tidak tahu tentang band-nya. Mungkin gadis itu terlalu giat berkutat dengan pelatihan menjadi CEO-nya. Alih-alih bereaksi Ah, masa kau tidak tahu? Astaga, memang apa sih yang kau lakukan selama ini? Aku bakal memakluminya kalau kau seekor beruang yang baru saja menjalani hibernasi, tapi kau toh bukan beruang, jadi aku yang salah dengar atau kamu yang salah bicara?, Jonghyun justru terdiam.

Yoona bersikap seolah-olah tak  terjadi apa-apa, padahal kalau saja ia tahu isi hati Jonghyun, mungkin keadaannya bakal berbeda. Jonghyun ingin sekali menyemprot Yoona agar lebih ‘peduli’ dengan hal-hal yang sedang trend sekarang, namun akan terlihat aneh kalau ia mendobrak meja serta berseru di sebuah ruangan VVIP restoran kelas kakap.

Seorang waitress meletakkan sepiring ratatouille di hadapan Yoona dan segelas milkshakecokelat dengan topping cokelat putih parutnya. Yoona mendelik seketika ketika melihat Jonghyun mereguk milkshake-nya dengan sikap netral. Jonghyun yang merasa dipelototi, balik menatap Yoona dengan tatapan innocent.

“Ada apa? Apa ada yang salah denganku?”

“Kenapa kau malah minum milkshake disini?” nada suara Yoona naik satu oktaf.

“Tidak ada peraturan yang melarangku minum milkshake, kan? Lagipula ini minuman kesukaanku,” elak Jonghyun sambil mengaduk-aduk milkshake-nya. Dijilatnya pengadukmilkshake, membuat Yoona menatapnya jijik.

“Seharusnya kau minum yang sedikit lebih berkelas. Seperti—ah, ya—jus sayuran atau buah-buahan pasti baik untuk kesehatanmu. Atau teh, kopi tak apa asal tidak terlalu berlebihan. Dan cobalah minum dengan lebih sopan,” kritik Yoona halus walaupun sebenarnya ia setengah mati menahan rasa jijiknya.

Jonghyun menyedot milkshake-nya. “Kau enggak berhak mengomentari minuman apa yang kupesan dan bagaimana caraku meminumnya. Lagipula, milkshake itu enak. Kau beruntung kali ini aku sedang tidak berhasrat minum bubble tea.”

Yoona menyuapkan sesuap ratatouille-nya dengan kesal. Tapi ia pikir kali ini ia beruntung karena mungkin ia akan mati kaku melihat betapa joroknya Jonghyun ketika minum bubble tea. Ia menatap Jonghyun, berusaha menepis rasa jijiknya. “Kau tidak pesan makanan?”

“Tidak mau,” jawab Jonghyun pendek, lalu menyibukkan dirinya dengan menjilat-jilat pengaduk milkshake-nya kemudian menggigitinya seolah-olah itu adalah Pocky (Oh please, jangan sekalipun kalian lakukan ini karena kujamin ini akan membuatmu dihadiahi tapak sepatu di bokongmu, yang dihadiahkan oleh orang yang melihatmu melakukan ini).

Yoona mengangkat bahu. Ia mengecek ponselnya, apakah ada email baru dari pembimbingnya. Yoona harus sering-sering mengontak Ny. Jeon, pembimbingnya akan evaluasi yang baru ia kerjakan kemarin. Sekali saja perhatiannya luput, mungkin nilai evaluasinya bisa anjlok ke angka 5.

Jonghyun menatap Yoona lekat-lekat. “Kau kelihatan sibuk. Apa yang kau lakukan?”

“Mengecek segala hal tentang evaluasiku. Aku harus mendapat nilai bagus di evaluasi ini karena aku mengerjakannya dua kali lipat lebih lama dari biasanya dan beban yang harus aku tanggung lebih berat,” ungkap Yoona.

Euw, kau butuh sedikit refreshing,” saran Jonghyun. “Koreksi. Bukan sedikit. Tapi banyaaaaaaakk sekali.”

“Huh?” Yoona tampak heran. “Apa maksudmu? Refreshing? Aku tidak pernah merasa penat, tuh.”

“Kau yakin? Oh ayolah, kalau aku jadi kau, mungkin aku akan kabur dari rumah saja kalau begitu.”

“Hidupku menyenangkan. Aku jamin aku akan menyukai pekerjaanku nanti. Mungkin kau mengaggapku aneh, soalnya kau pasti tak terbiasa menjalani rutinitasku. Tapi kalau kau sudah terbiasa, semuanya akan menjadi baik-baik saja,” ungkap Yoona.

Jonghyun mendecih. “Yang kulihat, kau butuh penyegaran. Bagaimana kalau kita keliling-keliling Seoul untuk menyegarkan otakmu? Ingat, aku tidak terima penolakan.”

Terpaksa Yoona mengikuti Jonghyun keluar dari area restoran. Jonghyun dengan baik hati merelakan kursi di sebelah sopir mobilnya agar diduduki Yoona. Jonghyun yakin, Yoona belum pernah merasakan semua ini.

“Kita mau kemana?” tanya Yoona sambil melihat jalanan.

“Rahasia. Kalau kau tahu, jadinya tidak seru lagi,” kekeh Jonghyun sambil fokus berkendara.

Yoona sedikit kesal, jadi ia memutuskan untuk diam. Namun ia tidak dapat membendung rasa penasarannya ketika mobil Jonghyun sudah melesat terlalu jauh. “Kita mau kemana,sih? Kau tidak ingin menculikku, kan?”

“Tentu saja tidak. Buat apa aku menculik gadis lugu sepertimu?” Jonghyun menyeringai.

“Ih, bisa hentikan seringaianmu itu tidak, sih? Kau terlihat menjijikkan!” Yoona memasang ekspresi jijik.

“Diam atau kulakban mulutmu.”

Kata-kata Jonghyun sukses membuat Yoona tutup mulut. Jonghyun terus berkendara, hingga lama-kelamaan kepala Yoona terkulai, bersandar di kaca jendela.

“Oh, jadi kau tidur? Tidurlah yang lama agar kau tidak bisa mencecokiku lagi.”

***

“Bangun, Putri Tidur,” Jonghyun mengguncang-guncang pundak Yoona.

Yoona mengucek-ucek matanya. Ia berusaha mengumpulkan segenap kesadarannya. “Kita ada di mana?”

“Sebuah tempat yang sangat cocok untuk menyegarkan otakmu,” jawab Jonghyun, sok misterius. “Keluarlah. Aku jamin kau tidak pernah merasakan hal seasyik ini sebelumnya.”

Yoona membuka pintu mobil dan melangkah keluar. Hawa musim gugur awal yang masih membawa sisa-sisa hawa musim panas menyambutnya. Yoona menarik napas panjang. Ia berjalan lebih jauh, dan ternyata ia berdiri di bibir tebing. Dari tebing ini, ia bisa melihat pemandangan kota di malam hari yang indah.

“Wow. Yeppeuda,” gumam Yoona.

Jonghyun menyusul dan berdiri di sebelah Yoona. “Indah, kan? Aku jamin setelah ini kau akan berpendapat bahwa kau perlu refreshing sekali seminggu.”

“Kau benar,” aku Yoona, dengan senyum kecil. Jonghyun mengajaknya duduk di antara rerumputan, dan entah mengapa ia menurutinya.

“Jadi, kau pilih mana, evaluasimu atau tempat ini, hum?” tanya Jonghyun.

Yoona berpikir sejenak. “Aku lebih memilih tempat ini.” Ia berhenti.

“Asal ada kau disisiku.”

Tolong. Jonghyun ingin meletus.

-fin

GIMANAA? GIMANAAA?

Sumpah, aku greget banget pas nulis ff ini. Takutnya kalian enggak suka, soalnya ff ini kelewat cheesy, muehehe. MAAFIN AKU SOAL ITU T^T

Sori juga kalo ff ini kependekan. Cuma ficlet, bukan vignette apalagi oneshot, yah. Aku lagi enggak kuat nulis ff panjang-panjang, hehe. Jadinya malah cuma kayak gini aja. MAAFKAN AKU PLEASEEE

21 thoughts on “[Ficlet] Something

  1. I have noticed you don’t monetize your website, don’t waste your traffic,
    you can earn extra cash every month because you’ve got hi quality content.
    If you want to know how to make extra $$$, search for:
    best adsense alternative Wrastain’s tools

  2. huh, fin di saat” tidak tepat-_-
    ini kece badai lah, lebih kece lagi klo di kasih sequel hubungan mereka hahah
    jjang.!

  3. wowowowoow aku suka bgt thor sm ff yg ky gini 😀 ngebayangin muka jonghyun pas dia dgr jawaban dr yoona klo yoona gk tau band nya, ngakak 😀 author daebak!! ditunggu ff deerburning selanjutnya^^

  4. Memang jonghyun penakluk ulung kayanya ya. Tapi menurutku endingnya kurang gregetan ya ga kaya diawalnya. Sorry thor yaaa

    • Endingnya kurang gregetan? Duh, maaf banget. Aku nyadar, kok, kalo aku emang enggak bisa bikin ending yang gregetan. Kamu imajinasiin aja gimana ending ‘sebenernya’, yaa …
      Makasih buat kritik dan sarannya, ff lainnya ditunggu aja, yaaa 😀

  5. boleh minta sequel ga Chinguuuu….ending ny greget nih,sekaligus ngakak..haha..apaan tuh Jonghyun meletus..kirain tewas karna langsung di gombalin Yoona,kyaaa…keren cerita ny,bahasa ny juga oke lah…daebak!

      • Sequel? Aku pikir-pikir dulu, yaa. Soalnya aku tuh lagi buntu, haha. Maafkan aku, plis /puppy eyes/
        Makasih banget buat pujiannya, yaaa. Makasih juga udah baca & comment di sini.
        Enggak apa-apa kalo kamu manggil aku chingu. Soalnya yang belum kenal banget sama aku emang seringnya manggil chingu, hehe 😀

  6. ommona! endingnya greget banget thor…….. ah jadi penasaran, coba kalo ada squelnya:p tapi ini udah bagus kok ceritanya’-‘)/

    • Endingnya greget banget? Aduh, maafkan akuuu …
      Aku emang enggak pinter bikin ending yang bagus, haha.
      Makasih udah baca & comment, yaaa
      Sequel? Wah, aku belum mikir kesana, haha xD

    • Oh yah, soal gimana ekspresi Jonghyun waktu itu silakan kamu khayal-khayalin sendiri aja, yaaa
      Makasih udah comment & baca, darl. Next ff ditunggu aja, yaaaa 😀

  7. Muantap thor….. sprt nya Jonghyun melongo akan kalimat terakhir Yoona… bs ngebayangin sprt apa ekspresi wajah Jonghyun. ….

    • Mantap? Makasiiiih /blushed/
      Oh ya ampun, kok banyak banget yang ngomentarin ekspresi wajah Jonghyun, yaa? xD
      Makasih banget, kamu udah baca & comment. Next ff ditunggu aja, yaaa 😀

Leave a reply to christie Cancel reply