Reciprocal

Poster Phynz20 Reciprocal by Phynz20

Reciprocal

.

©Phynz20

.

Starring: Im Yoon Ah SNSD – Cho Kyu Hyun Super Junior | Rating: PG-15 | Genre: Drama, Angst, Life. | Length: 2242 words.

FF ini aku bikin buat nambah pengalaman. Maaf bias kamu aku bikin sifatnya keluar dari mindset-mu, aku sudah berusaha semampuku. Kritik dan sarannya saya terima dengan lapang dada. ^^

Silahkan dibaca!~~~

Untuk kesediannya, akan lebih baik disandingi dengan mendengarkan lagu Nina – Someday

***

“BODOH!”

Gadis itu berteriak. Menjerit. Tangannya kesana-kemari melempar beragam benda yang dicapai oleh jangkauannya.

“Drrt… drrt… drrt.” Ponsel milik gadis itu berdering, namun tak ada satu pun, bahkan secuil pun pikiran untuk mengangkat ponsel itu. Hatinya sudah membeku. Sakit yang dirasakan tak akan sesakit ini bila ia tak mendapat satu kenyataan pahit tadi pagi.

Tubuh ringkih itu merosot. Jatuh tanpa ada yang menahannya. Sakit pada raganya tak sebanding dengan luka yang melebar, merobek hati kecilnya hingga hancur berkeping-keping.

Ia masih mengingat setiap detil yang hampir menghempaskan hati kecilnya ke jurang kegelapan. Ia masih bisa melihat senyum kemenangan pada sosok itu. Bahkan kini pemandangan itu masih tampak nyata. Terproyeksi dengan jelas di dalam manik matanya.

Tubuh itu bergetar. Surai indahnya menutupi wajah cantik itu. Pancaran riang keemasan yang selalu tampak pada dirinya kini sirna. Direnggutnya surai itu dengan kedua tangan mungilnya. Pikirannya sudah menerima ini semua. Namun nun jauh disana, di dalam hati kecilnya, ia merasa dikhianati. Diinjak-injak. Seakan ia bukanlah makhluk yang pantas hidup di dunia ini.

“Aku mencintaimu.

Kata itu masih terngiang di telinganya.

Kau pikir aku benar-benar mencintai gadis sepertimu?”

Menggema di setiap sudut hati dan pikirannya.

Harusnya selama ini kau sadar aku hanya memanfaatkanmu!

Sakit. Kelenjar pelindung matanya kini merebak.

Hei, Im Yoona, gadis tomboy yang sombong, kau pikir akan ada manusia yang mau memacarimu? Tidak ada, selain aku!

Kepercayaannya yang dahulu membuncah kini terkhianati.

Kau tahu? kau hanya kutu busuk yang memasuki wilayah ellite kami!

Kepercayaan itu rusak. Tercabik-cabik dan meninggalkan bekas mendalam. Yang ada hanyalah kedengkian yang menjalari setiap darah yang mengaliri tubuhnya.

“Kwon Yuri hanya orang yang terlalu baik! Lihat, Yuri seorang wanita cantik yang sangat memperhatikan kecantikannya, dibanding denganmu? Kau hanya parasit!

Ia tak menyangka. Dirinya bisa terkhianati dengan kejam seperti ini.

Aku mencintai Yuri.

“ARGH!”

Sekali lagi, ia merenggut benda yang dapat ia jangkau. Melemparnya pada satu titik. Foto seorang pria dengan senyum lebarnya.

Im Yoona, terimalah kenyataan, ia lebih cantik darimu! Kau bukan apa-apa!

“Aku tahu.”

Kaupikir aku mencintaimu?Aku mencintai Yuri! Kwon Yuri, bukan Im Yoona!

“Kalian berkhianat!”

Harusnya kau sadar, aku memanfaatkaanmu untuk mendekati Yuri! Jangan berlagak bodoh!

“Aku memang bodoh.”

Tangan gadis itu terhempas. Jatuh terkulai dengan foto dua manusia berbeda simbol gonosom berada dalam remukkannya. Kelenjar pelindung itu meluruh dengan deras. Kini ia tak berarti apa-apa.

Di meja kecil di samping kasurnya, satu-satunya tempat yang masih rapih tak tersentuh olehnya, bertengger dengan manis dua pigura foto berbeda raga. Kekasih dan sahabatnya.

Satu kenyataan yang ia terima dibalik pigura itu. Kenyataan yang selama ini terselubung dengan apik dan meremukkan. Menghancurkan kepercayaannya pada kedua manusia itu. Kenyataan pahit yang harus ia telan bulat-bulat.

Cho Kyuhyun mencintai Kwon Yuri.

***

Koridor itu lengang. Hanya ada satu suara yang berasal dari tapak kaki Yoona. Menimbulkan gema. Ini bukan berarti apa-apa. Ia memang sudah terbiasa datang pagi-pagi buta hanya untuk bertemu Cho Kyuhyun.

Lalu apa yang ia lakukan saat ini? Kyuhyun bukan lagi miliknya. Bukan lagi kekasihnya. Lantas, apa yang membuatnya bersusah payah  datang sepagi ini?

Kebencianlah yang mendorongnya datang kesini.

Kaki jenjang itu melangkah menyusuri koridor. Manik matanya tepat menatap satu titik nun jauh disana. Ia tahu. instingnya tak meragukan. Dua sejoli itu memang sedang memadu asmara disana. Di tempat seharusnya Yoona dan lelaki itu berada.

Yakinlah, kaki jenjang itu hanya berpura-pura kokoh. Manik tajamnya hanya berpura-pura tegar. Tubuhnya hanya berpura-pura tangguh. Namun dibalik itu semua, otak dan hatinya seakan menyatu mengatainya bodoh.

Mata rusa itu masih saja memandang dua sejoli itu. Menyiapkan hati dan pikiran. Untuk inilah ia datang kemari. Memompa hati dan pikirannya agar bisa bertahan. Di dalam otaknya ia berpikir keras. Mencoba menngalahkan hati dengan otak.

“Cho Kyuhyun, aku memang bodoh, tapi, asal kau tahu, manusia belajar dari pengalaman.”

***

Yoona melengos. Dihempaskannya tangan kirinya yang tadi iaangkat untuk mengetahui waktu. Disibakkannya poni panjangnya. Hari ini ia harus rela naik bus untuk pulang. Kakaknya, Im Jongwoon sudah dipastikan tak akan menjemputnya. Ini sudah dua jam setelah ia meminta kakak semata-wayangnya itu untuk menjemputnya.

Yoona melangkahkan kaki jenjangnya meninggalkan pohon cherry blossoms yang sedang bersemi. Ia tersenyum pahit. Dahulu, ia ingat sekali, sebelum kejadian itu terungkap, pohon inilah yang menjadi saksi persahabatan Yoona dengan Yuri. Cerita cinta Yoona dengan Kyuhyun.

Angin bertiup kencang. Menerbangkan surai milik gadis itu. Refleks, Yoona menyipitkan matanya menghalau angin itu membawa debu memasuki matanya. Sementara tangannya terangkat untuk menyelipkan surai beterbangan itu di belakang telinganya.

Brak….

“Ah… oh, mianhamnida!” seru kedua orang itu. Hati Yoona mencelos. Ia tahu suara ini. Ia hapal betul siapa pemilik suara jernih ini. Ingin ia berlari sekencang-kencangnya. Menghindari manusia di depannya kini.

“Yoong…?” Seseorang itu bertanya ragu-ragu. Kepala yang tadi ia tundukkan, kini terangkat. Mencoba mengetahui siapa orang yang baru saja menabraknya. Tapi Yoona tetap menundukkan kepalanya dalam-dalam. Mencoba menyembunyikan fakta yang telah terpampang.

Dengan secepat kilat, Yoona membalikkan badannya. Mencoba lari dari realita yang ada. Berkelit diantara sesaknya realita itu.

“Yoongie, kau tak lupa padaku kan?” Seseorang itu mencekal tangan Yoona. menghentikan pelariannya. Dirinya menatap sendu Yoona. Merasa terlupakan oleh satu-satunya sahabat yang ia percaya.

Yoona membuang napas kasar. Kemudian menarik lagi napas itu. sekilas mengerjap-kejapkan matanya. Menghalau kelenjar bening miliknya jatuh sia-sia. Dalam hati Yoona membatin, ‘Mana mungkin aku lupa pada sahabat sekaligus pengkhianatku sendiri, Kwon Yuri?

Yoona masih mencoba menghempaskan tangan Yuri, namun kali ini tak semudah biasanya. Sebuah tangan besar tersampir pada bahu Yoona dan membalikkan badannya paksa. Menyuruh Yoona menghadapi kenyataan itu sendiri.

“Jangan mengabaikan perkataan kekasihku,” ucap orang itu terkesan dingin dan dalam. Mata tajamnya kini menusuk Yoona hingga ke rongga terdalamnya. Membuat Yoona mencelos sekali lagi. Melihat kenyataan tepat di batang hidungnya sendiri membuatnya ingin menangis. Namun ia ingat, serapuh-rapuhnya dirinya, ia harus tetap terlihat tegar di depan lelaki milik sahabatnya ini.

Kepala itu terangkat. Tapi bukan dengan raut wajah yang Kyuhyun harapkan. Melainkan dengan wajah dingin seakan dirinya jelmaan ratu salju. Mata rusanya itu menentang tatapan mata tajamnya tadi. Kini mata mereka saling beradu. Seakan memaksa salah satu dari mereka untuk mundur.

“Kami sudah tak ada urusan Cho Kyuhyun.” Tegas, Yoona menolak menjawab sapaan Yuri. Hatinya sudah lebih dahulu merasakan sakit. Dengan sigap, ia meninggalkan sepasang sejoli itu. Sedikit berlari agar tak ada satu pun diantara mereka yang bisa menahannya. Juga untuk melarikan diri dari kenyataan pahit yang ikut meluruh bersama tetesan bening diujung pelupuk mata.

Ia melihat. Yoona melihat sebuah motor ninja berwarna biru metalic sedang bersiap-siap untuk melaju. Segera dipercepat larinya. Ia harus segera meninggalkan tempat ini. harus.

Mianhamnida, bisa tolong antarkan aku ke daerah Gangnam? Kamsahamnida,” pinta Yoona dengan mengiba pada sang empunya sepeda motor itu. Tanpa memedulikan raut wajah kebingungan lelaki itu, Yoona dengan sigap menaiki motor itu. Sekali lagi ia berkata, “Kamsahamnida.”

***

Kamsahamnida.”

Yoona menanggalkan helm yang tadi tersampir di kepalanya. Ia membungkukkan badannya sembilan puluh derajat. Ia hendak berbalik memasuki rumahnya, namun, lagi-lagi tangannya tercekal.

“Hapus dulu air matamu.”

Entah darimana, Yoona melihat sebuah sapu tangan sudah disodorkan pada dirinya. Ia menatap bingung pada lelaki itu.

Secara tiba-tiba, lelaki itu menghapus jejak bening kasat mata yang mengaliri pipi mulus milik Yoona. Segera setelah jejak itu menghilang, dijejalkannya sapu tangan itu diantara jari-jari lentik Yoona.

Yoona masih saja bingung. Terbengong karena perlakuan lelaki itu. Walau sekarang lelaki itu sudah bersiap-siap mengendarai motor dan pulang ke rumahnya.

Brum….

Yoona dengan setia melihat laju motor itu hingga motor itu menghilang ditelan belokan jalanan. Yoona berbalik arah, hendak membuka gerbang dan memasuki rumahnya. Namun, sesuatu menarik pandangannya. Coretan abstrak yang tercetak di sudut kiri bawah sapu tangan milik lelaki tadi.

“LJH?”

***

Yoona mendecih. Lagi-lagi, di hadapannya terpampang pandangan yang membuat jantungnya bergemuruh. Dengan lihai Yoona memerankan acting-nya. Walaupun jantungnya berdebar, hatinya terasa amat perih dan kaki kecilnya bergetar hebat, namun ia tak mau dan tak akan sanggup bila kerapuhannya terlihat oleh lelaki tu.

“Hari ini kita makan apa?” tanya sang lelaki persis di depan Yoona. Sengaja melewatinya. Namun, Yoona tetap tak bergeming. Dirinya sudah bertekad.

“Aku sudah membuat sushi. Pasti kau suka!” jawab gadis hitam manis itu dengan ceria. Sesaat, Yoona yakin lelaki tu meliriknya sembari mengeluarkan seringainya. Membuat Yoona semakin kuat mengepalkan tangannya.

Dengan bodohnya, lelaki itu memberhentikan langkahnya, sehingga tangannya yang besar, yang melingkar sempurna di pinggang indah milik gadis manis tadi terlihat amat jelas dihadapan Yoona. Melihat hal ini Yoona mendengus kasar, membuat sang lelaki spontan menengok ke arahnya sembari menyeringai singkat.

Yoona menatap tajam pandangan mata lelaki itu. Ia tahu, lelaki ini hanya ingin mempermainkannya, dan dirinya tidak sebodoh dulu. Hatinya kini sudah benar-benar membenci orang ini. Pikirannya sudah menyesal atas kejadian dulu sekali. Kini ia hanya berusaha agar tidak mencabik lelaki ini.

“Permisi.”

Satu kata yang terlontar dari bibir mungil itu membuat sang gadis manis menoleh. Seketika raut cerianya berubah menjadi keterkejutan. Tetapi Yoona dengan lihai menunjukkan wajah tenang tak terusiknya. Ia tahu, jika kali ini ia menizinkan Kyuhyun melihat kerapuhannya, lelaki itu pasti akan tersenyum penuh kemenangan. Dan Yoona tak suka itu.

Ia tak suka jika Kyuhyun berbahagia di atas penderitaannya.

***

Yoona melangkah dengan pasti. Gaun soft-purple-nya melekat sempurna pada tubuh langsingnya. Surai kecokelatannya dibiarkan tergerai manis menutupi punggungnya. Sepatu haknya menambah kesan elegan pada kaki jenjang mulusnya yang tak tertutupi hingga dengkulnya. Ini bukan semata ia menghadiri pesta yang tak berarti. Ini antara urusannya dengan orang itu. Antara aksi dan reaksi. Antara timbal-balik antara dirinya dan lelaki itu.

Ia memberhentikan langkahnya di trotoar. Menunggu taksi menjemputnya. Sementara ia menunggu, ia membaca ulang sebuah kertas hard-cover berwarna emas mewah. Di sampulnya tertera dengan amat jelas nama pasangan pertunangan yang akan dihadirinya hari ini.

Cho Kyu Hyun

&

Kwon Yu Ri

Ia mendengus. Tak disangka seorang Cho Kyuhyun benar-benar mempermainkannya. Menganggapnya seakan dirinya boneka yang akan dibuang jika ia sudah bosan memainkannya. Tetapi itu tak akan lama. Kyuhyun akan menyadiri hari ini bahwa Im Yoon Ah yang sekarang bukanlah Im Yoon Ah yang dahulu.

Brum….

Chogiyo?”

Yoona terkesiap. Diangkatnya kepalanya yang sedari tadi menunduk memandang kosong undangan itu. ia mengkerutkan keningnya. Tak percaya pada apa yang ada di hadapannya.

“Aku ingin mengambil kembali sapu tanganku.”

Jantung Yoona bertalu. Ia ingat orang ini. satu-satunya manusia yang melihat betapa dirinya rapuh kala itu. matanya mengerjap.

“Sapu tangan, kau sudah lupa denganku?”

Yoona dengan sikap bodohnya menepuk keningnya. Ia benar-benar lupa akan urusan ini. Dengan terburu-buru ia mengeluarkan sapu tangan berlabel “LJH” itu. menyodorkannya tepat pada tangan lelaki itu.

Tiba-tiba mata Yoona membulat. Ia mendapat sebuah pencerahan. Biarlah kali ini ia berbohong. Toh aksi yang Kyuhyun berikan harus Yoona reaksikan. Dalam hal ini, mereka harus melakukan timbal balik. Dan Yoona tahu cara terbaiknya.

Chogiyo, bisakah kau mengantarku ke daerah ini?” Yoona dengan nekad menunjukkan alamat yang tertera pada undangan itu. membuat lelaki itu mengerutkan kening tanda tak percaya. Namun, lagi-lagi ia tak bisa berkutik. Yoona sudah duduk tepat di belakangnya.

***

Mi-mianhamnida chogiyo, bisakah kau mengantarku ke dalam? Ha-hanya sebentar.” Lagi-lagi Yoona berusaha nekad untuk menjalankan rencananya. Ia lebih mementingkan ego ketimbang kejujuran.

“Kupikir kau ingin balas dendam,” sahut lelaki itu dengan nada datar. Menyentakkan Yoona dari tundukkannya. Ia tak menyangka bahwa lelaki ini tahu untuk apa ia dibutuhkan.

“Bu-bukan maksud….”

“Apa dirinya yang membuat kau menangis tempo hari?” Tanpa memperdulikan alasan Yoona, lelaki itu dengan sigap menanyakan hal itu pada Yoona. Membuat hati Yoona tersentil akan pertanyaannya. Kepalanya menunduk kembali. Ia ingin membenarkan ucapan itu. Ya, benar Cho Kyuhyun-lah yang membuatnya seperti itu. tetapi ia tak ingin terlihat bodoh hanya karena lelaki itu.

“Kuanggap itu jawaban iya.”

Dan dengan keterkejutan luar biasa, Yoona melihat bahwa kini ada tangan yang menggenggam erat jemarinya. Mengantar Yoona pada ambang kebebasan akan masa lalunya.

***

Sudah terpampang di pintu masuk beberapa rangkaian bunga yang mengucapkan selamat atas pertunangan itu. Di sisi kanan dan kiri pintu terdapat dua bodyguard. Yoona menelan ludahnya. Menggenggam erat tangan orang disampingnya. Berusaha terlihat seperti sepasang kekasih. Dengan tatapan dan gestur tubuh yang meyakinkan, Yoona melangkah pasti menuju gerbang kebahagiaan dua orang yang telah mengkhianatinya. Walau jauh di lubuk hatinya yang terdalam, ia meringis kesakitan.

Setelah menunjukkan undangan pada kedua bodyguard itu, Yoona dan lelaki itu memasuki restaurant tersebut. Dari jauh, Yoona bahkan sudah bisa melihat bahwa Kyuhyun dan Yuri tersenyum bahagia di antara yang lain. Nyali Yoona mendadak menciut. Apa ia bisa, pikirnya.

Namun tangan yang sedari tadi menggenggam tangannya, terasa mengerat. Menyalurkan keberanian, memompa nyali yang sukses membuat Yoona bertekad menyelesaikannya hari ini. Membuka mata seorang Cho Kyuhyun bahwa Yoona bukanlah wanita bodoh seperti yang ia kira.

“Im Yoon Ah, lupakan Cho Kyuhyun dan menikahlah denganku.”

Yoona terkesiap diantara langkahnya. Ia berhenti sejenak untuk memandang wajah lelaki di sampingnya. Kemudian ia mendapati bahwa lelaki itu tersenyum. Ia pikir bahwa lelaki itu hanya bergurau.

“Hahahaha. Jangan bercanda tuan.”

Dengan senyum memikatnya, lelaki itu menatap Yoona tepat di manik mata, “Aku tidak bercanda Im Yoon Ah.”

Perkataan itu cukup untuk membuat Yoona amat terkejut, tapi lelaki itu kini kembali tersenyum tenang, “Kita urusi dulu urusan Cho Kyuhyun.”

Dan kini lelaki itulah yang membimbing Yoona untuk berhadapan dengan Cho Kyuhyun dan juga Kwon Yuri.

Tepat di hadapannya pasangan yang sudah bertunangan sekitar beberapa waktu lalu, Yoona dan lelaki itu berhenti. Menjalankan urusan mereka. Lagi-lagi Yoona mengeluarkan kemampuan acting-nya.

“Yoongie….”

“Selamat atas pertunangan kalian Yuri, Kyuhyun,” ucap Yoona memotong perkataan Yuri. Ia segera menjabat tangan Kyuhyun dan Yuri diikuti dengan lelaki itu, walau mereka tahu bahwa kedua orang dihadapan mereka jelas sekali terkejut.

Kyuhyun merubah wajah terkejutnya dengan wajah aneh yang terlihat kesal, “Siapa yang kau bawa Im Yoon Ah?”

Yoona tersenyum miring. Ia dengan senang hati menunjukkan senyum kemenangannya pada lelaki yang pernah menganggapnya bukan apa-apa.

“Aku Lee Jong Hyun, namjachingu Im Yoon Ah.”

Aksi dan reaksi. Timbal-balik. Cerita tentang seorang Im Yoona dan Cho Kyuhyun.

-END-

Fyi, FF ini sebenarnya dibuat untuk mengikuti Our Fishy Writing Contest di Waijimaji. Bener-bener belom diedit sama sekali–v

49 thoughts on “Reciprocal

  1. Pingback: [Remark Fic] Reciprocal | Agent Mystery's

  2. Sad endingT.T
    Agak sedih sih kareena kyu nikah sm yuri
    Ngomong-ngomong ini pertama kalinya baca ff yoona jonghyun.
    Karena biasanya baca ff yoongexo
    Kkkk~
    Banyak ff bagus di blog ini
    Aku suka

    • Halo Shinhyoin!
      Hehehe ya gitudeh timbal baliknya mereka
      Hehehe, semoga suka dengan endingnya ya!
      Iya, silahkan dinikmati dan makasih sudah berkunjung!^^

  3. Kyunya kok tega amat sih. Duh pasti sakit banget deh diposisi yoona eon nih. Hem ending nya jonghyun dengan yoona ya thor? Huhuhu mau nya sih kyuna. Yap kyuna jjang!,,, hehehe

    • Hihihihi maaf ya dibikin sad ending buat kyunanya 😦 Nggak juga sih, karena disitu kan Jonghyun sama Yoona gabenerbener pasangan /nahloh
      Hihihi kyuna jjang^^
      Terimakasih sudah membaca dan komentar ya!^^

Leave a reply to phynz20 Cancel reply