[Freelance] Please Love Me (Prologue)

Story by khizELFirda || Cast : Im Yoona, Choi Siwon, etc  ||  Genre : AU ||  Type : Chapter/Series ||  Rate : PG-13  || Disclaimer : This story is mine. Just a fictional story, if found similarity plot or character, is a coincidence. Don’t copy-paste this story!!

Sorry for typo…..^^

[]

Cinta yang kamu terima, sebanding dengan cinta yang kamu berikan. Cintai lebih jika ingin dicintai lebih.

Jangan menyerah jika masih ingin mencoba. Jangan berpisah jika masih ada cinta. Jangan biarkan ego menguasai jiwa, karena hati pasti menderita.

[]

Cinta sepihak?

Terlalu sulit untuk di jalani, terutama untuk mereka yang tidak benar-benar mengerti tentang arti cinta yang sesungguhnya. Bertahan. Dan jangan menyerah. Kata-kata simple yang terlihat mudah untuk di jalani, tapi dalam praktek? Banyak menguras airmata, bahkan kepercayaan diri sendiri. Im Yoona, seorang gadis yang harus berjuang mendapatkan sambutan cinta, hanya karena satu pemikiran tentang cinta yang selalu ia pegang teguh. Konyol memang, tapi cinta yang ia rasakan berhasil membuatnya buta. Ia tak peduli dengan semua sikap kasar dan penolakan yang ia terima. Ia yakin, laki laki itu, Choi Siwon, akan melihatnya dengan cinta yang sama. Cinta yang sama dengan yang selalu ia berikan. Tapi bagaimana jika cinta itu tak kunjung bersambut? Bagaimana jika besarnya cinta dan harapan, tidak sejalan dengan waktu yang ada?

[]

“Yul, aku menemukannya!”

“Nugu?”

“Pangeranku.”

___

“Annyeong.”

“Ne?”

“Aku boleh kan jatuh cinta padamu?”

___

“Berhentilah Im Yoona. Kau tidak bisa terus-terusan menunggunya.”

“Aniyo. Aku belum mau menyerah. Dia akan mencintaiku. Dia harus mencintaiku.”

___

“YA! Apa yang kau lakukan disini?”

“Ayo keluar. Kau harus menemaniku seharian ini.”

“MWO?”

___

“Siwon-ssi?”

“…….”

“Siwon-ssi?”

“…….”

“Siwon-ssi?

“…….”

“Siwon-ssi?”

“Aish, waeyo?”

(tersenyum) “Kenapa kau sangat tampan?”

___

“Rasanya sakit ketika aku tidak bisa melihatnya, dan aku melihatnya. Sakit ketika dia di sini atau dia tidak ada. Sakit saat dia tersenyum untukku, atau tersenyum untuk orang lain. Sakit ketika dia memanggil namaku atau tidak. Selama aku tidak menghilang dari dunia ini, aku akan tetap merasa terluka. Namun, ada di sini sepertinya lebih baik. Bisa menyukai dan membencinya lebih baik daripada dia tidak ada di sini.”

___

“Terkadang, senyum tak hanya cara untuk sembunyikan luka, karena itu juga cara untuk bertahan pada bahagia yang tersisa.”

To be Continued…..